Sunday 11 March 2012

pencari eksistensi 4


Bidadari-bidadari sekolah
Suasana belajar kelas mulai menjenuhkan, segerombol anak mulai memandangi setiap detik jarum yang berputar. Ibu Halimah yang sedang menerangkan materi pelajaran bahasa Indonesia mulai kehilangan mood karena siswa tak berpusat padanya lagi. Gemeriuh anak anak yang keluar yang ingin segera keluar kelas sudah mulai terdengar jelas. Jarum jam pun akhirnya menujukan pukul sepuluh, suara gemuruh anak kini memuncak dan semakin memuncak ketika jam istirahat berbunyi.
Bergerombol-gerombol anak mulai keluar dari dalam kelas masing-masing. Ibu halimah segera mengakhiri waktu pelajaran. Sekolah memang penuh warna-warni kehidupan dari yang penuh dengan kesedihan, penuh kesenangan dan juga penuh dengan kebohongan. Bagi para anak-anak yang pandai-pandai biasanya mereka tidak keluar kelas untuk jajan. Mereka hanya ngoblor di kelas bersama dengan kelompok-kelompok mereka dan kalau pun harus jajan mereka hanya menyuruh salah satu maupun dua dari mereka untuk membeli jajan dan di bawa ke kelas. Kadang juga mereka pergi untuk membacar majalah di perpus ataupun jalan-jalan karena bosan dikelas.
Bagai anak-anak yang kurang beruntung mendapatkan uang saku, mereka hanya berbincang-bincang di depan kelas sambil memandangi setiaap insan yang lewat dan disitu merupakan kelompok andi. Kelompok ini tak pasti kadang banyak dan kadag juga sedikit tergantung dengan uang saku yang mereka terima. Jika ung saku yang mereka terima dari orang tua mereka pas untuk pulang dan jajan maka mereka akan jajan juga. Dan kalau mereka bosan didepan kelas mereka biasanya duduk-duduk maupun tiduran di emperan musola sekolah.
Bagi para pecandu rokok mereka keluar dari lingkungan sekolah dengan memanjat pagar sekolah untuk pergi kewarung yang menjual rokok. Mereka adalah anak-anak badung yang sudah beberapakali tinggal kelas pada saat di sekolah dasar. Kelompok ini didominasi oleh para pemalak. Biasanya para guru BP mengadakan operasi untuk para siswa yang keluar dari lingkungan sekolah dan juga merokok. Dan anehnya lagi pmilik warung biasanya malah menyembunyikan anak yang merokok tersebut, maklum untuk jadi langganan.
Berbodong-bondong siswa melangkah menuju kantin sekolah, nadi masih asik ngobrol do depan kelas dengan para teman-temanya. Terlihat dari dari kejauhan sosok-sosok penuh gaya, anggun, cuek, sombong, dan juga penuh sesasi. Sosok-sosok tersebut merupakan kelompok wanita dari dari kelas 38 yang cantik-cantik. Santi, wulan, sari, popi, dian dan beti nama-nama yang tidak asing dalam sekolah itu, semua siswa tahu namanya dan juga mengagumi kecantikanya. Santi dengan bodi langsingnya dan mengenakan rok panjang yang ketat, baju yang ketat, berjalan dengan pinggul yang yang bergoyang kekiri kekanan. Dengan bibi yang tipis dan dagu yang panjang ia melemparkan senyum manisnya kepada anak-anak yang menggodanya dengan sedikit menutupi bibir manisnya. Ia terkenal dengan bibis tipisnya yang menciptakan kelembutan suara dan senyuman manisnya. Ia biasa dipanggil santi manis.
Wulan dengan tubuh mungil dengan baju dan rok panjang yang halus dan penuh variasi dalam garis setrika yang terdapat di baju dan rok panjangnya. Dan juga kerudungnya. Ia terkenal dengan tubuh mungilnya dan biasa dipanggil wulan imut. Sari arab iatulah julukan yang biasa dilontarka orang orang kepada sari. Sosok anak yang mempunyai hidung yang mancung seperti orang arab. Popiyanti nama aslinya dan biasa di panggil popmie karena ada salah satu temannya yang pernah melihat popi tidak pake kerudung dan rambutnya seperti mei, dan juga karena ada produk mie instan yang menggunakan nama tersebut. Dan satulagi beti si panas julukanya, karena ia kemana-mana selalu membawa kipat.
Kelima bidadari tersebut merupakan yang paling terkenal dalam sekolah andi walaupunsebenarnya masih banyak yang lain bahkan yang lebih cantik. Mereka populer karena mereka selalu bersama-sama dan karena sesnsasi yang mereka yang weeeehhh.
                                                                                                                                               

No comments: