Monday 24 March 2014

sebuah cerita (satu tetes tinta dan satu gelas susu)



Satu tetes tinta dan satu gelas susu


Ketika malam hari pukul 03.00 terdenga suara orang membaca lantunan ayat suci Al-Qur’an. Suara itu begitu merdu sehingga pada malam itu suasana menjadi hening, atau keheningan yang ada saat itu menjadi terisi oleh lantunan ayat suci Al-Qur’an. Katakan si pembaca Al Qur’an bernama Husna. Dia putra dari bapak hasan, husna terkenal dengan sosok wanita yang selalu melakukan hal-hal positif seperti mengaji kumpul-kumpul bersama remaja masjid bahkan dia adalah ketua rohis di kampungnya.
Saat itu matahari pagi mulai menampakan cahayanya. Husna seperti biasa melakukan aktifitasnya seperti membantu ibu di dapur, menyiram tanaman dan juga pekerjaan yang lain. Husna juga sama seperti wanita lain yang menyempatkan diri untuk ikut bergaul dengan masyarakat. Selain itu juga husna juga sering membaca buku buku baik buku pelajaran maupun buku tentang keagamaan di halaman depan rumahnya. Tak lama husna berada di halaman banyak dari para tentangga yang datang untuk sekedar berbincang-bincang dengan nya. Tapi yang namanya wanita dalam satu pembicaraan atau perkumpulan pasti ada lah acara yang tek boleh dilewatkan yaitu membicarakaan orang lain. Husna hanya dia dia ingin menegur tapi ia masih bisa menghargai tetangganya karena memang mereka juga lebih tua darinya dan tak patut juga rasanya kalau anak kecil meneggur orang tua walaupun itu benar. Tak lama azda zdhuhur berkumandang. Mereka pun pulang kerumah masing-masing, begitu juga dengan husna yang hanya tinggal beberapa langkah untuk masuk dalam rumahnya.
Bapak hasan yang juga merupakan ayah dari husna adalah seorang yang bisa di bilang mempunyai kelebihan ilmu agama di banding dengan orang lain. Saat para tetangga mempunyai hajat pasti dan harus mengundang bapak hasan. Maklumlah bapak hasan kan merupakan tokoh agama di desa itu
Ketika tengah malam kira-kira pukul 00.00 wib salah satu tetangga  

No comments: