Satu tetes tinta dan satu gelas susu
Ketika
malam hari pukul 03.00 terdenga suara orang membaca lantunan ayat suci Al-Qur’an.
Suara itu begitu merdu sehingga pada malam itu suasana menjadi hening, atau
keheningan yang ada saat itu menjadi terisi oleh lantunan ayat suci Al-Qur’an. Katakan
si pembaca Al Qur’an bernama Husna. Dia putra dari bapak hasan, husna terkenal
dengan sosok wanita yang selalu melakukan hal-hal positif seperti mengaji
kumpul-kumpul bersama remaja masjid bahkan dia adalah ketua rohis di
kampungnya.
Saat
itu matahari pagi mulai menampakan cahayanya. Husna seperti biasa melakukan
aktifitasnya seperti membantu ibu di dapur, menyiram tanaman dan juga pekerjaan
yang lain. Husna juga sama seperti wanita lain yang menyempatkan diri untuk
ikut bergaul dengan masyarakat. Selain itu juga husna juga sering membaca buku
buku baik buku pelajaran maupun buku tentang keagamaan di halaman depan
rumahnya. Tak lama husna berada di halaman banyak dari para tentangga yang
datang untuk sekedar berbincang-bincang dengan nya. Tapi yang namanya wanita
dalam satu pembicaraan atau perkumpulan pasti ada lah acara yang tek boleh
dilewatkan yaitu membicarakaan orang lain. Husna hanya dia dia ingin menegur
tapi ia masih bisa menghargai tetangganya karena memang mereka juga lebih tua
darinya dan tak patut juga rasanya kalau anak kecil meneggur orang tua walaupun
itu benar. Tak lama azda zdhuhur berkumandang. Mereka pun pulang kerumah
masing-masing, begitu juga dengan husna yang hanya tinggal beberapa langkah
untuk masuk dalam rumahnya.
Bapak
hasan yang juga merupakan ayah dari husna adalah seorang yang bisa di bilang
mempunyai kelebihan ilmu agama di banding dengan orang lain. Saat para tetangga
mempunyai hajat pasti dan harus mengundang bapak hasan. Maklumlah bapak hasan
kan merupakan tokoh agama di desa itu
Ketika
tengah malam kira-kira pukul 00.00 wib salah satu tetangga
No comments:
Post a Comment