Sunday 21 October 2012

KETIKA KUMBANG DATANG SENGATAN MALAM ITU BENAR-BENAR TERASA

KETIKA KUMBANG DATANG SENGATAN MALAM ITU BENAR BENAR TERASA

Penyesalan demi penyesalan yang menbelenggu pikiran dan jiwaku terlihat jelas di raut wajah manisku. Aku seorang wanita muda berumur 17 tahun lebih beberapa bulan, beberapa minggu, beberapa hari, beberapa jam dan juga beberapa menit yang terus berjalan. Cerita ini kutulis untuk laki-laki yang aku cintai dan dan juga mungkin mencintaiku. Aku menulis cerita ini sebagai ungkapan marah, benci, rindu, putus asa, disertai rasa jijik dan penyesalan yang terlalu berat jika dirasa. Ingin rasanya aku bating meja, kuruntuhkan rumahku, dan melempar segala yang ada dihadapanku. Sebelum aku menulis cerita ini, aku pernah memeggang pisau racuntikus dan juga benda-benda yang sangat berbahaya bila itu dimasukan dalam tubuhku maupun tubuh mahkluk mahkluk yang mempunyai nyawa.
Sebelumnya aku minta maaf kepada setiap orang yang membaca, atau setiap wanita yang yang juga mengalami hal yang sama seperti apa yang kualami ini. Air mataku mengalir deras hingga membasahi setiap dinding wajah cantikku yang semakinmemerah. Tubuhku menggigil gedinginan tapi bukan dingin yang dihasilkan oleh suhu udara saat itu, melainkan dingin akan pembelaan. Aku menyesal, hatiku merintih dan menjerit mengharapkan luka ini segera sembuh. Setan dalam diriku terus memberikan argumen-argumen yang sagat logis untuk melakukan tindakan-tindakan yang mungkin dapat membalaskan sakit hati dan luka-luka yang menganga di bagian tubuhku yang belum bisa aku tunjukan pada setiap tulisan dan jeritan tangisku ini.
Marah, marah dan marah, benci, benci dan benci, aku benar-benar marah kepadamu kumbang malam. Aku benar-benar benci padamu wahai kumbang yang telah memasukan jarum yang dapat membuat bagian tubuhku membesar. Ahhhh......aaaaaaaa...rasa sakit itu benar benar terasa dalam daging ini..!. tolong......akuuu...kuterikan lewat suara hati, yang tidak akan satupun manusia tahu tentang apa yang aku rasakan karena itu adalah aib bagiku. ”Jika tadi aku tak membiarkan kau masuk kedalam kamarku pasti kejadian itu tak akan pernah terjadi padaku. Mungkin juga kalau aku bisa menolak perlakuan busukmu terhadapku malam itu  pasti aku tak akan pernah merasakan sakit yang sangat dalam seperti ini. Tapi aku tidak bisa menolak ataupun mencegah kejadian itu terjadi. Aku benar benar tidak sadar, kau masuk lewat cela-cela kecil kedalam kamarku, kaupun tak terlihat sama sekali karena mataku telah tertutup kata-kata cinta yang kudengar lewat telefon dan juga pesan singkat yang sebelumnya menghiasi ruangan dan layar telefonku.
Aku benar benar tak sadar jikalau niat busuk kumbag malam adalah untuk membuat rasa sakit yang tak pernah aku rasakan sebelumnya. Kata-kata manis itu benar membutaku melayang diatas awan, menari diatas pelangi dan berbaur dengan berjuta burung yang menari di angkasa. Untuk laki-laki yang aku cintai dan juga mungkin mencintaiku, tolong hentikan rayuan-rayuan gombalmu. Aku muak dengan kata-kata itu, walaupun terkadang aku merindukannya.  Sayangku jika kau benar benar mencintaiku, tolong hentikan carikan aku obat untuk menghilangkan rasa sakit ini, datanglah kemari kau harus bertanggung jawab dengan apa yang telah kaulakukan padaku. Kau harus bertanggung jawab karena kau telah membuat aku mabuk kepayang dengan kata-kata cintamu itu!.
Wahai laki-laki yang tidak tahu apa yang aku rasakan ini, kemarilah,!  kumbang malam yang menyengatku masih terbang di dalam kamarku. Tolong beri kumbang malam itu pelajaran tentang perasaan wanita yang sedang jath cinta, biar kumbang itu tahu kalau wanita yang sedang jatuh cinta itu lupa segalanya, hingga tak sadarkan diri. Dan untuk laki-laki yang aku cintai, tolong buatka undang undang dasar menyengat kepada kumbang malam itu, bahawa dilarang menyengat wanita yang sedang jatuh cinta. wahai laki-laki yang baru saja menyatakan cinta kepadaku tolong hentikan kata-kata gombalmu, karena aku tak butuh sekarang ini. Yag aku butuhkan sekarang adalah obat agar rasa sakit yang ditimbulkan sengatan kumbang malam itu segera terobati. Kalau kamu tahu pisau dan racuntikus itu sudah aku gunakan untuk mencoba membalas sakit hatiku pada kumbang itu. Tapi aku tidak bisa melakukanya karena tangan kanan yang kumiliki kugunakan untuk menulis cerita ini, sementara tangan kiriku masih sakit dan juga membesar gara-gara sengatan kumbang itu. Sayangku cepat datang kekamarkosku sebelum aku berhenti menulis dan sebelum kumbang itu melakukan yang keduakalinya padaku. CEPAT....!

No comments: