Saturday 27 October 2012

KETIKA PESONA DAN RASA ITU HILANG


Ketika pesona  dan rasa itu hilang
Suara gemuruh tepuk tangan menyelimuti setiap sudut ruang dan waktu. Beberapa teriakan keras terdengar  memanggil manggil namaku.  Beribu jari telunjuk terlihat menunjuk kepadaku. Ratusan pasang mata terlihat mengamati seluruh gerak gerik dan sekujur tubuhku yang saat itu berada di atas panggung. Lampu lampu penerang panggung memancarkan sinarnya hingga tak ada sebutir kegelapan yang melekat di tubuhku. Aku terkagum dengan reaksi penonton yang terlihat sangat mengapresiasi adegan-adegan gagah yang aku mainkan.
Saat itu aku adalah gatot kaca yang gagah berani. Dengan balutan mahkota emas yang terbuat dari kardus bekas dilapisi dengan kertas emas desainku sendiri melekat di atas kepalaku. Serta sebuah aksesoris rompi emas khas milik gatot kaca yang juga hasil desainku sendiri menghiasi punggung sehingga menambah kegagahan tubuhku yang sedikit gendut. Dan juga sebuah kertas  emas yang melingkar di lenganku yang besar. Aku terlihat gagah berani, kumis palsu yang terbuat dari serabut kelapa yang didesain sedemikina rupa oleh sang sutradara menambah garang penampilanku malam itu. Mataku kubuat semelotot mungkin, bibirku ku manyunkan gaya jalanku seperti halnya gatot kaca, patah patah seperti halnya wayang kulit yang digerakan oleh dalang.
Malam itu kami memilih mementaskan sebuah naskah karya putut buchori yang bertemakan petruk dadi presiden kalau aku tidak salah he..he. aku dan teman temanku adalah sebuah komunitas teater yang masih di bawah naungan perguruan tinggi Islam di kota kami. Kami beranggotakan sekitar 9 orang, tapi yang membantu kami cukup banyak dari alumni yang juga pernah berproses disitu, dan juga para pecinta seni teater di kota kami yang sudi kiranya membantu dan juga menonton pertunjukan yang kami persembahkan.
Adegan pertama dimulai, nunung yang berperan sebagai mega, faozi yang berperan sebagai sutradara dan juga berperan sebagai petruk kantong bolong terlihat memasuki arena, aku adalah gatot kaca berada di belakang mega bersama dengan inova yang berperan sebagai srikandi. Aku masuk dengan kegagahanku inova juga masuk dengan kelembutan srikandinya. Petruk yang di mainkan oleh faozi terlihat di depan kami bertiga, yang diikuti oleh hanif yang berperan sebagai asisten petruk ekslusif. Adegan pertama di awali dengan sebuah pertarungan sengit antara kubu mega dengan kubu petruk kantong bolong. Tapi sayang perangnya bukan benran melainkan dengan beberapa aksesoris catur yang di mainkan. Suara penonton terdengar kecewa dengan pertempuran kami yang menggunakan catur. Adegan pertama di akhiri dengan kemenangan petruk yang telah memaka habis prajurit mega di arena catur. Saat itu aku membantu mega untuk mengalahkan petruk dengan gaya gatot kacaku yang gagah.
Adegan kedua dimulai dengan penyerahan kekuasaan oleh mega kepada petruk. Aku sebagai pengikut mega merasa kecewa dengan keputusan pemimpinku. Mega sudah berada di depan panggung, aku menyusul dengan gaya tarian gagah dan mempesona milik gatot kaca. Kakiku kuangkat tinggi tinggi lalu kutekuk, tanganku lurus kesamping dan kemudian menekuk dengan gaya patah patah mirip wayang. Alunan gendang jawa yang diputar lewat netbok menambah dramatis setiap langkah langkah gagahku. Tarian itu juga di apresiasi oleh setiap penonton yang melihat saat itu. Sembah hormat has gatot juga ku perankan dengan menghadap ke mega saat itu. Tapi jangan kira gatot kaca yang ku perankan sangat gagah dan maco. Ternyata sutradara mempunyai rencana besar di balik kegagahan gatot kaca, aku mengutarakan kekecewaanku terhadap mega dengan gaya lemah gemulai yang biasa di pakai oleh waria. Serentak semua penonton menjerit, tertawa geli melihat gatot kaca yang tiba tiba berubah, dari sosok yang begitu gagah menjadi sosok bencong yang sangat menjijikan bagi mereka ,,mungkin kali yah.
Aku tak menyangkan penonton sangat histeria melihat adegan itu. Akupun bangga di ikuti rasa puas dengan peran yang kumainkan. Itu mungkin sekilas tentang pementasan waktu malam itu. Selain aktor yang diatas tadi juga ada beberapa aktor, yaitu gustanul yang menjadi cat woman, mupet sebagai superman, iis sebagai reporter, ifah sebagai anak punk dan catrin, nurudin sebagai wisanggeni.
Rasa itu benar benar menutup semua yang ada dalam diriku, rasa gr bercampur rasa bahagia menyelimuti setiap pemikiranku yang .....pokoknya hebat.  Ya, pementasan  berakhir, kami memberikan sembah penghormatan kepada seluruh penonton.
Tiga haripun berlangsung seperti biasa. Tak ada tanda tanda keramaian lagi di kampus saat itu. Aku masuk wilayah kampus dengan santainya dan juga dengan sedikit rasa gr yang masih tersimpan dalam hati ini. Akupun berjalan santai dengan gayaku sendiri. Iiihhh gilaaaaaaa segerombolan wanita cantik menlambaikan tangan kepadaku dengan gaya manisnya. Ahhhhh sebegitu gantengkah diriku.? Tanyaku dalam hati. Aku meneruskan perjalanan dengan berat dan juga seribu dugaan tentang apa yang terjadi pada wanita yang melambikan tangan kepadaku.
Langkahku semakin jauh. Segerombolan laki laki terlihat asik ngobrol. Tapi tidak ketika aku lewat di sampingnya, “haiii cinnnn....kenalan doooonnnkkkkk” . sepontan gua pengen sekali muntah melihat perilaku gerombolah laki-laki tadi.....aku langsung membuat kesimpulan bahwa mereka benar benar memperhatiakan adegan tiga malam lalu. Dua minggu berlangsung aku nikmati dan aku rasakan aku dengarka, aku lihat, dan aku lakukan hal yang berhubungan dengan karakter bencong. Sapaan-sapaan yang lemah gemulai selalu menghujaniku dari setiap orang yang sedikit mengagumi peranku. Dan ternyata memang nikmat dan memang bahagia tapi lama sudah aku tak mengenal diriku lagi.
Hingga suatu saat aku cuek aja., aku hanya memberikan senyuman kecil yang masih tersimpan dalam kemarahan dan kejijikan dalam pikiranku walaupun terdapat sebersit kebahagiaan dan kebanggaan dengan apa yang aku lakukan
Yang saat itu aku rasakan aku adalah seorang yang populer. Walaupun sebagai seorang bencong.” Eh cin....tolong yahhhh aku ini laki-laki tulennnn tau ggaaakkk kalian” dan semua peran bencong kini akan aku hapus dari dalam diriku....aku muak dengan semua ini kawan.....dan seorang teman berkata padaku” ampun salah barut” kata yang sangat dalam maknanya bagiku. Kata yang keluar dari seorang bernama mupessttttt. Dan kini aku telah menjadi diriku sendiri, setelah sekian lama aku memerakkan karakter orang dalam diriku, kini kuhilangkan rasa bahwa aku adalah bencong...kini akan kuhilangkan pesona bencong yang melekat dalam diriku.....”soriiii bencong bukan aku tak menghargai dirimu yang telah membuatku beda, tapi maaf...aku tidak mau kalau aku salah barut” SALAM SENI SALAM BUDAYA, SEMOGA AKU TETAP SADAR AKAN SETIAP TINDAKAN, KARENA TEATER ADALAH KESADARAN. Dan satulagi hal yang aku dapatkan dari pesona itu, yaitu “bahwa aku masih kecil dan belum lahir”

No comments: