TERBAWA ROMANTISME DRAMA PERCINTAAN
Suasana hening, rintik-rintik air mata membasahi helaian kain baju.
Adegan tangis seorang gadis yang merintih lantaran ditinggal mati oleh suaminya
sangat menyentuh. Sang gadis larut dalam kesedihan, linangan air mata
menggambarkan aktingnya sangat patutu untuk di acungi jempol. Dalam cerita itu
sang gadis berada diruang tamu memakai baju hitam dan pas di depanya terdapat
mayat yang telah terbungkus kainputih bersih dan baunya sangat harum dengan bau
kematian.
Semua penonton hilang, merasuk dalam emosi sag gadis. “suamiku
kenapa harus secepat ini kau pergi, sudah sekian lama kita mengarungi bakhtera
kehidupan, susah, sedih, suka, bahagia telah kita jalani, bahkan hampir satu detik
pun kita tak pernah berpisah, hingga orang-orang yang memandang kita menganggap
kita adalah pasangan yag sangat serasi dan cinta kita tak pernah akan
terpisahkan dan tidak ada yang bisa memisahkan sekalipun tuhan” duduk
tersungkur di samping tubuh yang tak bernyawa lagi.
“suamiku apakah semua ini kau lakukan agar cintamu padaku itu
benar-benar cinta!, cinta yang sampai akhir hayatmu, apakah ini hanya sandiwaramu
yang kau buat untuk melebur kesalahan tempo hari saat kau tertangkap basah
sedang bercumbu dengan wanita lain, lalu kau minta maaf kepadaku dan menusuk
dadamu dengan sebelah pisau hingga kau mati, pecundang !, jangan bilang kalao
cintamu kepadaku selama ini palsu, atau kau tak tahan dengan godaan wanita lain
karena keseksian dan kecantikanya”
“sudahlah surti,..jangan kau sia-sia kn air matamu untuk laki-laki
itu, kau sudah cukup berbakti kepadanya, dengan mengurus jenazahnya” seorang aktor laki-laki mendekapnya dari belakang dan mencoba
menenagkan sang gadis. “bukan aku mencari kesempatan untuk memeluk, tapi
jika kau tak keberatan aku siap menjadi tiang sandaran sebagai tempat untuk
mencurahkan segala kerisauan dan kesedihanmu” merekapun berpelukan, para
penonton menerikan beberapa siulan da juga jeritan, sang aktor terlihat sangat
menghayati begitu juga dengan sang aktris.
“Kenapa kau begitu sabar menghadapi diriku ini yang telah mencapakanmu,
sudah beratus kali kau menytakan cinta, dan juga sudah beratus kali pula kau
kucampakan, tapi kenapa kau tetap saja dapat menerimaku sebagai teman” kata sang gadis sambil terisak isak.
“tak akan pernah aku berhenti untuk menyatakan cinta kepadamu,
walau seribu acuhmu kau lemparkan kepadaku, acuhmu adalah pupuk bagi tanaman
cinta yang telah tumbuh sejak pertama kali aku melihatmu”
“apakah saat ini juga kau masih dapat menerimaku”
“dengan segala jiwa dan ragaku, dan akan ku jadika kau ratu dalam
hatiku” serentak seluruh penonton tersenyum
dan air mata bahagia yang bercampur dengan kesedihan terus mengalir di pipi
semua orang yang ada di ruangan tersebut. Drama romantis itu telah menyebarkan
aroma kemesraan dan keharuan di seluruh isi ruangan. Suara gemuruh tepuk tangan
mengahiri pementasan, beberapa pasang mata berlari lari mencari kesamaan rasa yang
mereka rasakan. begitu juga dengan pujo. Seperti menemukan apa yang ia cari,
pujo bergegas menegakan badan dan berlari menuju kepada seorang gadis yang tak
jau darinya, dengan suara lantang ia berucap”maukah kamu jadi pacarku,
karena aku adalah sosok laki-laki yang seti seperti laki-laki dalam drama
tersebut”. Sambil bertekuk lutut. Serentak penghuni ruangan memusatkan
perhatianya kepada pujo dan gadis itu. Sang gadis tersenyum sambil bergesa
meninggalkan pojo.
No comments:
Post a Comment