Thursday 29 November 2012

Hidung Kontroversi


Sudah lama kejadian itu dia lalui. sebuah pertandingan tinju antar profinsi yang sudah selama sebulan telah ia lalui. Setiap hari ia hanya bengong di depan rumah, tatapan matanya kosong, gerak geriknya tidak mempunyai motif sama sekali, mondar mandir kesana kemari tanpa ada tujuan. Seorang pria bertubuh gagah perkasa yang sekarang menjadi sosok manusia tak layak disebut lagi sebagai pria perkasa lagi. Pekerjaan sehari-harinya memikirkan hal yang mungkin tak bisa dipikirkan oleh orang yang melihatnya. Dia adalah joko susilo, seorang mantan petinju kelas berat yang sudah pernah menjuarai tingkat profinsi.
Hari itu aku sedang berjalan jalan di ladang milik ayahku. Aku melihat sosok gagah itu berjalan merunduk sambil memegangi hidung macungnya. Ia seperti sedang mencari sebuah kebenaran yang benar-benar-benar. Ia sedang mencari kebenaran diatas kebenaran maksudnya. Ia melangkah hati-hati, matanya sangat tajam menelusuri setiap genangan air yang mengisi ladang. Tak lama ia mengambil sebuah benda mirip siput dan ternyata memang siput. Ia mengangkat siput itu dan mendakatkannya pada hidungnya dan kemudian memasukan siput itu kesebuah katong plastik yang terlah ia bawa dari rumah.
Ia kembali melanjutkan perjalananya dan masih dengan merundukan badannya, menelusuri ladang hijau dengan tanaman padi yang baru berumur sekitar 2 bulan. Ia menambah kecepatan berjalanya dan langsung menerbangkan tubuhnya kegenangan air. Air berterbangan tidak karuan, tanganya mengankat seperti memegang sabuk dalam pertandingan tinju. Tapi yang di pegang bukanlah sabuk emas milik sang juara, melaikan sebuah bangkai itik yang telah diselubungi oleh blatung. Dengan senyum lebarnya ia memasukan bangkai itu kedalam katong plastiknya. Ia kembali berjalan dan menemukan sesuatu yang kemudian ia masukan ke dalam kantong plastiknya. Telur busuk, pohon pisang yang telah busuk, bunga bungan, dan banyak yang lain.
Aku heran dengan apa yang telah ia lakukan. Aku penasaran dengan apa yang dia lakukan, kenapa dia mengumpulkan beberapa benda dan bangkai yang sudah busuk. Aku ikuti terus orang gagah itu hingga ia sampai di rumahnya. Rumahnya tidak layak huni, rumahnya merupakan rumah ayah dan ibunya yang telah di wariskan kepadanya setelah ayah dan ibunya meninggal dunia. Dia ternyata seorang bujangan, dia hanya tinggal sendirian di rumah itu. Aku mengendap-ngendap seperti pencuri. Ia masuk dalam rumahnya, begitu juga aku. Aku kagum melihat aksesoris yang ada di dalam rumahnya. Beberapa diantaranya puluhan piala yang semuanya terukir juara 1 di bagian depanya. Beberapa poster petinju dunia juga terpasang indah di setiap ruangan.
Hampir semua ruangan telah kujelajahi untuk mengetahui siapa dia sebenarnya. Tapi ada suatu ruangan yang belum aku jelajahi, yaitu ruangan di mana sang petinju itu masuk dengan membawa beberapa bangkai dan juga pohon busuk dan beberapa lainya yang memang berbau tidak sedap.  Aku penasararan, aku tempelan saja daun telingaku ke sebuah lubang kecil untuk mendengarkan apa yang sedang ia lakukan. Tadak terdengar apa dari kama itu, hanya suara desahan sang petinju yang terus mengisi ruangan itu.  Aku pun memtuskan untuk mengintipnya, lewat sebuah lubang kecil. Benar-benar gila petinju ini, ia mencium bangkai dan beberapa pohon busuk itu  secara bergantian. Dan tiada henti, sepertinya ia tidak puas dengan apa yang di katakan oleh otaknya setelah hidungnya memberikan snyal tentang apa yang sedang diciumnya.
Di kamar itu terdapat banyak sekali peralaatan tinju yang sangat lengkap, mulai dari alat ntuk latihan, dan juga alat untuk fitnes. Tapi ia juga tak ketinggalan zaman selain peralatan fitnes terdapat juga sepasang komputer model terbaru. Tapi aneh komputer itu sepertinya sedang memutar film yang hanya mempunyai durasi beberapa menit saja dan itu terus diulang-ulang. Di film, sosok yang mirip dengan dirinya sedang berdiri di antara para petiju lain. Dan di film itu terlihat sebuah kejadian yang memalukan yaitu seseorang petinju mengeluarkan kentut yang berbunyi keras dan di ikuti dengan bau yang tidak sedap. Hampir semua orang yang ada di film itu menutup hidungnya kecuali joko susilo. Joko susilo saat itu sedang di angkat karena di telah memenangkan pertandingan. Semua orang hera melihat joko susilo yang tidak mencium bau busuk yang ditimbulkan ketut. Sang pembawa acara heran dan mengatakan bahwa “ketika seseorang itu telah menjadi seorang juara pasti mereka memiliki suatu kasus yang kontrofersi, begitu juga dengan joko susilo, ia telah menjadi juara dan ia juga mempunyai sebuah kontrofersi, kontrofersi yang dimilikinya bukan karena ulahnya tapi karena dia tidak mencium bau kentut yang sangat sedap ini, ia telah memiliki hidung kontrofersi”
Dan  dari film itu aku menyimpulkan bahwa yang dilakukan petinju yang berada di hadapanku sekarang ini adalah membesar-besarkan masalah yang kecil. Dan sejak saat itu dia tak mau lagi bermain tinju karena ia mempunyai sebuah kekurangan dalam penciumanya. Dan sampai sekarang ia masih mencari kebenaran di balik kebenaran apakah hidungnya benar-benar kontrofersi. Ia terlalu mendramatisir apa yang dikatakan oleh pembawa acara saat itu.


No comments: