Thursday 15 November 2012

IMAGINASI ANAK SENI TEATER


Angin pagi itu terasa sejuk membuat mata ingin segera kembali terpejam. Lighting alam segera menunukan suasana pagi hari yang sejuk dan hangat. Warna kemerah-merahan di ufuk timur sangat jelas terlihat. Beserta sound efek burung-burung yang berkicauan mengisi dan menunjukan suasana pagi yang indah. Sebuah taman kota pun terlihat masih sepi. Jarum jam telah menujukan pukul 7. Sosok anak dengan pakaina seadanya terlihat masih nyenyak mengarungi keindahan mimpi ditemani empat teman di sampingnya disampingnya yang juga masih terlihat lesu karena baru bangun.
Senyum dan canda dan juga tawa mulai terlihat menghiasi raut wajah mereka. Suasana hangat telah hadir di setiap nafas mereka, kecuali BARUT yang saat itu masih terlelap dalam tidurnya. Lima orang sahabat itu memang sering menghabiskan waktunya untuk begadang dan berdiskusi atau hanya untuk mencari inspirasi hidup untuk mereka terapkan dalam kehidupannya. Ipul, Soepri, Oi, Faiq itu nama empat orang anak itu, mereka duduk berhadap-hadapan kadang juga mereka melamun sendiri-sendiri kadang juga mereka pura-pura berfikir atau kadang juga mereka main pokeran. “eh kawan, kalian pernah liat orang berpacaran? Kenapa orang berpacaran itu kalau duduk berdua hal pertama yang dilakukan adalah berpegangan tangan? Kenapa mereka tidak menggunakan kaki mreka untuk berpegangan” tanya Ipul sambil mengepulkan asap rokok dari mulutnya kearah faiq. “kau terlalu mengimajinasikan sesuatu yang memang takbisa diterapkan, tetapi lucu juga missalkan kita mengajak pacar kita berpegangan kaki saat berpacaran!!! ” kata Oji yang berpura-pura berfikir. Mereka semua langsung mengimajinasikan pertanyaan aneh Ipul yang memang aneh.
kalau menurut aku itu suatu imajinasi lucu jika bisa ditampilkan dalam suatu pementasan” Ipul menyambung dengan wajah yang dihadapkan kelangit, tangannya memutar-mutar rokok yang masih kemebul ditangannya. “ah…ah…ah…ah” suara itu terdengar sangat gelisah dari sosok barut yang sudah tak lagi nyenyak tidurnya “ada apa Rut??” tanya Faiq. “aku bermimpi” jawabnya. “mimpi apa, mimpi digigit ular atau apa???” tanya Faiq penasaran. “aku bermimpi bertemu dengan para legenda seniman teater, beneran aku brmimpi dengan WS Rendra dan lima seniman teater Indonesia yang tidak aku kenal namanya” Barut langsung berdiri dan mempresentasikan mimpinya. “trus-trus” saut Supri. “dalam mimpi itu aku berperan sebagai kepala penjara dan anehnya lagi aku membentak-bentak WS Rendra yang berperan sebagai petani miskin, tapi anehnya lagi aku berasa seperti orang yang lebih pintar dan lebih matang karakter seni dari WS Rendra itu, dan kalian tau apa hikmah yang saya ambil dari mimpi itu” kata Barut sambil menunjuki teman-temannya satu persatu.
kamu terlalu mendramatisir bunga tidurmu kawan” kata Ipul. “kamu memang sudah gila manamungkin kamu itu lebih senimannya dari Rendra” kata Oji. “biasa sajalah itukan Cuma bunga tidur” sambung Faiq, Supri hanya tersenyum menanggapi pertanyaan barut. “tapi aku sangat yakin bahwa aku bisa menandingi WS Rendra!!!, aku sangat yakin itu. karena imajinasi-imajinasi setiap orang itu ttidak dapat diukur, dan keindahan…. Keindahan dalam setiap karya-karya yang dihasilkan ataupun makna-makna yang terkandung dalam setiap karya seni seorang seniman juga akan beragam!!! Sesuai dengan karakter dan aliran apa yang diusungnya, untuk itu kita sebagai seorang seniman teater yang budiman harus bisa membuat karya-karya yang dlam tanda kutip itu baik atau berusaha berkarya dengan segenap imajinasi-imajinasi liar yang mencakub berjuta makna.” oceh Barut “aku sendiri sangat setuju dengan pendapat Barut setiap seniman berhak berkarya untuk menjadikan seni sebagai suatu ilmu kehidupan yang dapat menjadi rujukan dalam mengarungi bahtera kehidupan” kata Supri sambil berkata “granat”,,, dan selang beberapa waktun terdengan ledakan  yang sangat dahsyat sekali yang menggemparkan suasana pagi yang hening dan cerah,,,sambil senyum  dia merasa tidak punya dosa ”corcoran” kata Faiq. Tidak lama kemudian disusul lagi dengan suara nyaring dan berirama tapi baunya terasa hambar “cuih,,, bau apa ini” kata bang Ojek “he..he..he.. anu..anu..anu… aku bang! buang angin  kehidupan” kata Faiq dengan polos.”MATAhari!!!!! angin kehidupan,, itu angin kematian Iq” kata Ipul. Dan dalam keadaan lagi ricuh dan rebut tiba-tiba terdengar suara sepeti ban kemps,,peeeeeeeessss,,, dan tidak lama kemudian baunya melebihi baunya faiq“akkkhhhhuuu,,,, mesti Ipul ki sing buang gas” kata Soepri ”nah ini baru namanya angin  kehidupan,,, karena yang tadinya laper sekarang menjadi kenyang,,, wkwkwkwk oceh Ipul. Dengan gaya bicara seperti orang tua jompo, barut berkata”kentuuuuttt jugaaaaa sennniiii, mari kita berkesenian dengan kentut bersama seraaaa”. Kelima sahabat itu berjejer rapi sambil menungging dan suara terompet keluar dari cela-cela kain dari pantat mereka. Mereka tertawa terbahak-bahak hingga mereka menggulingkan tubuhnya diantara rumput rumput taman.

No comments: