Angin pagi itu terasa sejuk membuat mata ingin segera kembali terpejam. Lighting alam segera menunukan suasana pagi hari yang sejuk dan hangat. Warna kemerah-merahan di ufuk timur sangat jelas terlihat. Beserta sound efek burung-burung yang berkicauan mengisi dan menunjukan suasana pagi yang indah. Sebuah taman kota pun terlihat masih sepi. Jarum jam telah menujukan pukul 7. Sosok anak dengan pakaina seadanya terlihat masih nyenyak mengarungi keindahan mimpi ditemani empat teman di sampingnya disampingnya yang juga masih terlihat lesu karena baru bangun.
Senyum dan canda dan juga tawa mulai terlihat menghiasi raut wajah
mereka. Suasana hangat telah hadir di setiap nafas mereka, kecuali BARUT yang
saat itu masih terlelap dalam tidurnya. Lima orang sahabat itu memang sering
menghabiskan waktunya untuk begadang dan berdiskusi atau hanya untuk mencari
inspirasi hidup untuk mereka terapkan dalam kehidupannya. Ipul, Soepri, Oi,
Faiq itu nama empat orang anak itu, mereka duduk berhadap-hadapan kadang juga
mereka melamun sendiri-sendiri kadang juga mereka pura-pura berfikir atau
kadang juga mereka main pokeran. “eh kawan, kalian pernah liat orang
berpacaran? Kenapa orang berpacaran itu kalau duduk berdua hal pertama yang
dilakukan adalah berpegangan tangan? Kenapa mereka tidak menggunakan kaki mreka
untuk berpegangan” tanya Ipul sambil mengepulkan asap rokok dari mulutnya kearah
faiq. “kau terlalu mengimajinasikan sesuatu yang memang takbisa diterapkan,
tetapi lucu juga missalkan kita mengajak pacar kita berpegangan kaki saat
berpacaran!!! ” kata Oji yang berpura-pura berfikir. Mereka semua langsung
mengimajinasikan pertanyaan aneh Ipul yang memang aneh.
“kalau menurut aku itu suatu imajinasi lucu jika bisa
ditampilkan dalam suatu pementasan” Ipul menyambung dengan wajah yang
dihadapkan kelangit, tangannya memutar-mutar rokok yang masih kemebul
ditangannya. “ah…ah…ah…ah” suara itu terdengar sangat gelisah dari sosok
barut yang sudah tak lagi nyenyak tidurnya “ada apa Rut??” tanya Faiq. “aku
bermimpi” jawabnya. “mimpi apa, mimpi digigit ular atau apa???” tanya
Faiq penasaran. “aku bermimpi bertemu dengan para legenda seniman teater,
beneran aku brmimpi dengan WS Rendra dan lima seniman teater Indonesia yang
tidak aku kenal namanya” Barut langsung berdiri dan mempresentasikan
mimpinya. “trus-trus” saut Supri. “dalam mimpi itu aku berperan
sebagai kepala penjara dan anehnya lagi aku membentak-bentak WS Rendra yang
berperan sebagai petani miskin, tapi anehnya lagi aku berasa seperti orang yang
lebih pintar dan lebih matang karakter seni dari WS Rendra itu, dan kalian tau
apa hikmah yang saya ambil dari mimpi itu” kata Barut sambil menunjuki
teman-temannya satu persatu.
“kamu
terlalu mendramatisir bunga tidurmu kawan” kata Ipul. “kamu memang sudah
gila manamungkin kamu itu lebih senimannya dari Rendra” kata Oji. “biasa
sajalah itukan Cuma bunga tidur” sambung Faiq, Supri hanya tersenyum
menanggapi pertanyaan barut. “tapi aku sangat yakin bahwa aku bisa
menandingi WS Rendra!!!, aku sangat yakin itu. karena imajinasi-imajinasi
setiap orang itu ttidak dapat diukur, dan keindahan…. Keindahan dalam setiap
karya-karya yang dihasilkan ataupun makna-makna yang terkandung dalam setiap
karya seni seorang seniman juga akan beragam!!! Sesuai dengan karakter dan
aliran apa yang diusungnya, untuk itu kita sebagai seorang seniman teater yang
budiman harus bisa membuat karya-karya yang dlam tanda kutip itu baik atau
berusaha berkarya dengan segenap imajinasi-imajinasi liar yang mencakub berjuta
makna.” oceh Barut “aku sendiri sangat setuju dengan pendapat Barut
setiap seniman berhak berkarya untuk menjadikan seni sebagai suatu ilmu
kehidupan yang dapat menjadi rujukan dalam mengarungi bahtera kehidupan”
kata Supri sambil berkata “granat”,,, dan selang beberapa waktun terdengan
ledakan yang sangat dahsyat sekali yang
menggemparkan suasana pagi yang hening dan cerah,,,sambil senyum dia merasa tidak punya dosa ”corcoran”
kata Faiq. Tidak lama kemudian disusul lagi dengan suara nyaring dan berirama
tapi baunya terasa hambar “cuih,,, bau apa ini” kata bang Ojek “he..he..he..
anu..anu..anu… aku bang! buang angin
kehidupan” kata Faiq dengan polos.”MATAhari!!!!! angin
kehidupan,, itu angin kematian Iq” kata Ipul. Dan dalam keadaan lagi ricuh
dan rebut tiba-tiba terdengar suara sepeti ban kemps,,peeeeeeeessss,,, dan tidak
lama kemudian baunya melebihi baunya faiq“akkkhhhhuuu,,,, mesti Ipul ki sing
buang gas” kata Soepri ”nah ini baru namanya angin kehidupan,,, karena yang tadinya laper
sekarang menjadi kenyang,,, wkwkwkwk” oceh Ipul. Dengan gaya bicara seperti orang
tua jompo, barut berkata”kentuuuuttt jugaaaaa sennniiii, mari kita
berkesenian dengan kentut bersama seraaaa”. Kelima sahabat itu berjejer
rapi sambil menungging dan suara terompet keluar dari cela-cela kain dari
pantat mereka. Mereka tertawa terbahak-bahak hingga mereka menggulingkan tubuhnya
diantara rumput rumput taman.
No comments:
Post a Comment