Sunday 12 February 2012

hujan sore ini

parji pret duduk di atas kursi
menmandang rintik -rintik hujan yang tak berhenti
lama sudah, ia menyendiri ia mulai sadar jalanan sudah mulai sepi
satu, dua mobil, masih menyelingi kesepiannya
tapi ia masih saja duduk
memikirkan sesuatu yang mungkin sangat berat baginya

sartu menit, dua menit, tiga menit, satu jam, dua jam, satu hari dua hari, tanpa makan tanpa minum.
tak sadar karen cinta yang ia jalani tergantung, tanpa kepastian.....
maka ia berfikir untuk mengjelaskan semua itu dan ingin langsng mnyunting perempun yag di cintai nya. akhirnya parji pret sadar dari lamunan nya.ia kemudian bergegas untuk menghampiri sang wanita karena ia sudah mendapatkan ide bagaimana cara menggungkapkan cinta kepada wanitanya. tapi... dalam perjalanan raut wajahnya tiba-tiba berubah, satu langkah dua langkah ia tidak mengedipkan mata sedikitpun, ia melott dan meloto keindahan dan gemerlapnya lampu-lampu kota, mobil, motor, dan beberapa suara keramaian-keramaian orang-orang yang sedang nongkrong. matanya semakin melotot ketika melihat sebuah mobbil yang sangat besar. tiba-tiba raut wajahnya berubah menjadi raut wajah ketakutan. tubuhnya bergetar kepalanya moncul keringat bercucuran, tampa sadar kakinya pun bergetar dan satu langkah pun dilaluinya   akhirnya langkah seribu pun bisa dicapainya ia lari terbirit-birit tanpa sadar ia tak tahu di depanya ada sebuah pohon mangga. tubuhnya pun terjatuh setelah menghantam batang pohon tersebebut.

No comments: