Pagi di komplek sekolah
Pagi hari sebuah angkutan-angkutan umum mulai muncul dari
lorong-lorong jalan. Ribuan siswa berbondong-bondong mengayuh sepeda ontel, seperti kereta api
yang mempunyai gerbong yang sangat panjang. Dengan mengenakan seragam atas
putih dan bawahan biru dan juga atasan putih bawah abu-abu mewarnai sisih jalan
menuju sekolah tercinta untuk menimba ilmu. gemuruh canda dan tawa seolah yel-yel
yang menambah semangat dan spirit menuju kemenangan. Matahari ikut tersenyum di
ufuk timur menandakan hari yang menyenangkan penuh cerita, dan hagatnya jiwa
dan raga. Lirikan mata cinta, lirikan mata kagum, lirikan mata malu, lirikan
mata perhatian, lirikan mata menarik perhatian dan juga lirikan mata kesedihan
menambah warna gerbong kereta api yang tak ada habisnya, cantik, tampan, manis,
imut, hitam, putih, coklat , sederhana, polang warna kulit adalah sebuah ciri khas
dan ketentuan Tuhan, kaya, miskin, sederhana adalah sebuah venomena sosial yang
menambah warna hidup di bumi ini. Semua itu tentang warna kehidupan yang tak
menghalangi manusia untuk hidup bahagia, bahagia timbul dari dalam jiwa
manusia, jika manusia tersenyum maka ia akan bahagia, jangan menunggu
kebahagiaan lalu senyum tapi senyumlah maka akan kita akan bahagia sebuah
pepatah yang di tulis di banyak buku.
Selama kurang lebih setengah jam seluruh jalanan dipenuhi
oleh anak sekolah dari SD,SMP, dan SMA. Andi keluar dari dalam rumah dan berjalan
menuju sebuah jalan untuk menunggu angkutan. Andi yang anak kelas tiga SLTP itu
memilih angkutan karena ia bosan ngotel ia ingin mencoba dunia baru dalam
sebuah perjalan menuju sekolah, yaitu dengan menggunakan angkutan. Banyak yang
bilang naik angkuta itu penuh dengan rasa dari rasa panas, rasa sumpek, rasa
cemas, rasa mual, dan rasa berdesak-desakan dengan para bidadari-bidadari yang
turun dari angkutan. Memang itulah yang dirasakan andi yang baru pertama kali naik angkutan, dalam
perjalanan andi tidak mendapatkan tempat duduk ia terpaksa harus berdiri di
dekat pintu. Bau rokok, bau trasi, bau ketek, bau parfum yang berlebihan
bercampur menjadi satu dan mulai menghampiri indra penciuman andi. Perut andi
mulai mual ia tak tahan. Andi pusing dan merapatkan diri ke dinding ankutan
untuk berpegangan lebih erat. sesampainya di depan sekolahan angkutan
berhenti, andi turun dan langsung mengeluarkan segala sesuatu yang telah ada di
dalam perutnya. Suara tawa dan ejekan pun menimpa andi dari dari teman teman sekelasnya
yang juga satu angkutan dengannya.
Di komplek dekat sekolahan andi, yang bisa dibilang
mungkin kota pelajar, karena memang di komplek itu terdapat sedikitnya 8 gedung
sekolah dengan tingkatan dan jenis yang berbeda. Mulai SMPN, SMAN, MTsN, SMP
PGRI, SMP Ma’arif, SMP Taman Siswa, SMK Taman Dewasa, dan SMK Ma’arif. Dari
semua sekolah it berjarak paling jauh sekitar 300m. Jadi distu banyak sekali
anak-anak sekolah yang berlalulalang. Kenakalan kenakala remaja yang terjadi
juga terlihat jelas di pagi itu, ada yang ugal-ugalan dalam mengendarai sepeda
motor, ada yang memasang kenalpot racing pada motornya. Sebagai seorang pelajar
yang baik sebenarnya itu tak terjadi di komplek sekolah karena meraka anak yang
terdidik bukan anak yang tidak makan bangku sekolah yang tidak punya tatakrama.
Pemalakan pun sering terjadi di komplek itu, dari yang menggunakan kekerasan
dan juga dengan menggunakan cara halus. Padahal komplek itu tidak jauh dengan
kantor polisi sektor setempat.
Tiga teman yang tadi menertawakan andi adalah teman
sekelasnya dia adalah udin, ali, dan obi. “ katrok banget rika naik angkot
mabok” dengan nada sinis dan sedikit bercanda ali meledek andi. “ lihat tuh
anak SMP PGRI” obi menyela,” mana “ ali menegaskan. “itu yang pake motor ninja,
dia baru saja diskor karena memukuli anak SMPN”, “ kapan sih?” tanya andi.
“Kemarin, saat sedang pelajaran olah raga di lapangan”. “itu kronologisnya
bagaimana tanya udin?”, “ sebenarnya hal sepele, anak-anak dari SMP PGRI sedang
melakukan loncat jauh tapi ada yang jatuh, lah anak SMPN menertawakannya,
lansung saja, anak yang naik ninja itu memukul anak-anak PGRI yang tadi
tertawa”. Obi menjelaska. “ ganas banget, padahal ada guru olah raganya lo”.
saut udin. “ya iyalah, dia anak orang kaya jadi kalau di keluarkan, ya pindah
sekolah “. Saut ali yang mengerti betul tentang anak PGRI yang naik ninja.
Andi dan teman-teman pergi menuju lingkungan sekolahnya sambil
bercanda. Andi hanya diam karena kepalanya masih pusing gara-gara naik angkutan.
Di pintu gerbang sekolah andi, terpampang jelas Madrasah Tsnawiyah Negeri, yang
merupakan sekolah berbasis agama Islam yang bertujuan mendidik anak agar
menjadi manusia yang mempunyai kemampuan dan juga mempunyai akhlak Islami
sesuai dengan tujuan pendidikan agama. Dalam halaman sekolah terlihat jelas
para anak-anak laki-laki yang menggunakan celana panjang dan anak-anak
perempuan yang menggunakan jilbab serta rok panjang. Dengan gedung yag
bertingkat dan cat yang mencolok jelas terlihat bahwa sekolah ini adalah
sekolah yang maju. Bel pun berbunyi tiga teman andi langsung masuk kekelas dan
andi memutuskan untuk pergi ketoilet untuk menyegarkan mukanya dan mulutnya
karena baru saja mabuk kendaraan.
No comments:
Post a Comment