I. Pendahuluan
Dalam kehidupan ini
kreativitas sangat penting, karena kreativitas merupakan suatu kemampuan yang
sangat berarti dalam proses kehidupan manusia.
Kreativitas manusia melahirkan pencipta besar yang mewarnai sejarah
kehidupan umat manusia dengan karya-karya spektakulernya. Seperti Bill
Gate si raja microsof, JK Rolling dengan
novel Harry Poternya, Ary Ginanjar dengan ESQ (Emotional & Spiritual Question) ,
penulis Pramudia Anatatur dengan karya-karyanya yang tak lekang oleh waktu, penyanyi Kris Dayanti, Mely Guslow, Seniman
Titik Puspa, dll. Apa yang mereka ciptakan adalah karya orisinil yang luar biasa dan bermakna,
sehingga orang terkesan dan memburu karyanya.
Kreativitas tidak
hanya sekedar keberuntungan tetapi merupakan kerja keras yang disadari. Kegagalan bagi orang yang kreatif hanyalah
merupakan variabel pengganggu untuk
keberhasilan. Dia akan mencoba lagi, dan mencoba lagi hingga berhasil. Orang yang kreatif menggunakan pengetahuan
yang kita semua memilikinya dan membuat lompatan yang memungkinkan, mereka
memandang segala sesuatu dengan cara-cara yang baru. Gordon Dryden (2000: 185) dalam
buku Revolusi Cara Belajar mengatakan
bahwa ,” Suatu ide adalah kombinasi baru dari unsur-unsur lama. Tidak ada elemen baru. Yang ada hanyalah kombinasi-kombinasi baru.”
Orang kreatif yang
kami jadikan contoh dalam makalah ini adalah
Ary Ginanjar Agustian. Ia sukses
dengan bisnis ESQ-nya. Ia memiliki ide kreatif berawal dari apa yang ia
renungkan tentang teknologi digital yang muncul di era modern ini, setelah
ditemukan bilangan biner yaitu angka nol
dan satu sebagai system tranformasi. Sehingga
kehidupan manusia sepenuhnya ditunjang dengan perangkat canggih dan serba
digital. Menurut dia sangat ironis, ketika semua piranti penunjang segala aktivitas
manusia telah begitu canggih dan modern, ternyata mental manusia penggunanya
masih analog (baca: tertinggal).
Sehingga dapat dibayangkan banyak ketimpangan di sana-sini. Solusinya
sudah tentu dengan mengimbangi teknologi digital tersebut dengan manusia
digital.
Apakah manusia digital itu? Tentunya manusia yang
memiliki bilangan biner sebagai system tranformasi atas potensi spiritualnya,
yaitu yang berbasis pada angka nol dan satu.
Menurutnya apabila hal ini terwujud, maka akan lahir sebuah peradaban
manusia tertinggi yang memiliki kemampuan IPTEK DIGITAL dan IMTAK DIGITAL. Saat itulah generasi emas lahir di bumi.
Dari renungan itulah ia membuat
paradigma baru yang mensinergikan science, sufisme, dan psikologi modern secara
Qurani dalam satu kesatuan yang
terintegrasi. Ia membahas rasionalitas dunia melalui kacamata
spiritual. Selain buku-bukunya menjadi
best seller dalam waktu singkat, trainingnya juga sangat diminati, orang tidak
berpikir tentang harga yang harus mereka
bayar tetapi kepuasan dalam layanan dan makna yang meraka dapatkan dari
mengikuti kegiatan ESQ menjadi lebih penting.
Dapatkah manusia
menjadi kreatif? Tony Buzan (2003: xix)
dalam bukunya yang berjudul Head First
mengatakan bahwa,” Kreativitas dahulu dianggap sebagai ”anugrah yang ajaib”,
yang hanya dimiliki oleh segelintir orang.
Sekarang kita tahu bahwa kecerdasan merupakan anugrah ajaib yang
dimiliki semua orang. Menguraikan
kekuatan kecerdasan kreatif hanyalah masalah memahami bagaimana melakukannya.” Sebagai
manusia kita harus menyadari bahwa setiap manusia mempunyai potensi
untuk mengembangkan apa yang dianugrahkan kepadanya. Ary Ginanjar
(2002: 139) dalam bukunya ESQ mengatakan bahwa,” Dalam God Spot (titik
tuhan) bersemayam dorongan (drive) seperti mencipta, kreatif, inovatif,dll.
milik Tuhan. … Tetapi potensi-potensi dahsyat spiritual manusia itu sering kali
tertutup atau ter”cover”. Itulah yang
dimaksud tertutup atau terbelenggu, yakni ketika manusia menutupi dirinya
sendiri.
Meningkatkan kreativitas merupakan bagian integral dari
kebanyakan program untuk anak berbakat.
Jika kita tinjau program atau sasaran belajar siswa, kreativitas
biasanya disebut sebagai prioritas, kreativitas memungkinkan penemuan-penemuan
baru dalam bidang ilmu dan teknologi, serta dalam semua bidang usaha
manusia. Salah satu kendala konseptual
utama terhadap studi kreativitas adalah pengertian kreativitas sebagai sifat
yang diturunkan/ diwariskan oleh orang yang berbakat luar biasa atau genius. Kreativitas, disamping bermakna baik untuk
pengembangan diri maupun untuk pembangunan masyarakat juga merupakan salah satu
kebutuhan pokok manusia, yaitu kebutuhan akan perwujudan diri sebagai salah
satu kebutuhan paling tinggi bagi manusia (Maslow, 1968).
Dalam GBHN 1993 dinyatakan bahwa pengembangan
kreativitas (daya cipta) hendaknya dimulai pada usia dini, yaitu dilingkungan
keluarga sebagai tempat pendidikan pertama dan dalam pendidikan pra
sekolah. Kreativitas perlu dipupuk,
dikembangkan dan
ditingkatkan, disamping mengembangkan kecerdasan dan ciri-ciri lain yang
menunjang pembangunan.
Sebagai Negara berkembang Indonesia sangat membutuhkan
tenaga-tenaga kreatif yang mampu memberikan sumbangan bermakna kepada ilmu
pengetahuan, teknologi, dan kesenian, serta kepada kesejahteraan bangsa pada umumnya. Sehubungan dengan ini pendidikan hendaknya
tertuju pada pengembangan kreativitas peserta didik agar kelak dapat memenuhi
kebutuhan pribadi, masyarakat, dan Negara.
Berdasarkan uraian di atas dalam makalah ini akan
dibahas mengenai pengertian kreativitas, kreativitas sebagai multi kecerdasan,
delapan kecerdasan Gardner, proses kreativitas, ciri-ciri kreativitas, dan
kiat-kiat menjadi kreatif.
II. Pembahasan
A. Pengertian Kreatif
Sekarang hampir setiap orang mulai dari orang awam, pemimpin lembaga
pendidikan, manajer perusahaan sampai dengan pejabat pemerintah berbicara tentang pentingnya kreativitas
dikembangkan di sekolah, dituntut dalam pekerjaan, dan diperlukan untuk
pembangunan. Harus diakui bahwa memang
sukar untuk menentukan satu definisi yang operasional dari kreativitas, karena
kreativitas merupakan konsep yang majemuk dan multi dimensional. Apa yang dimaksud dengan kreativitas? Banyak buku yang membahas kreativitas,
kelompok kami akan menyampaikan beberapa pendapat para ahli tentang
kreativitas.
1. Kreativitas adalah kemampuan untuk mencipta
atau daya cipta. (K B B I)
2.
Kreativitas adalah pengalaman mengekpresikan dan mengaktualisasikan
identitas individu dalam bentuk terpadu dalam hubungan dengan diri sendiri,
dengan alam, dan dengan orang lain. (Clark Moustatis)
3. Kreativitas merupakan kemampuan
untuk memberi gagasan baru yang menerapkannya dalam pemecahan masalah. (Conny
R. Semiawan).
4. Kreativitas adalah kecenderungan
untuk mengaktualisasikan diri, mewujudkan potensi, dorongan untuk berkembang
dan menjadi matang ,kecenderungan untuk mengekpresikan dan mengaktifkan semua
kemampuan organisme (Rogers).
5. Kreativitas adalah kegiatan yang mendatangkan hasil yang
sifatnya:
(1)
Baru (novel): inovatif, belum ada
sebelumnya, segar, menarik, aneh, mengejutkan.
(2)
Berguna (useful): lebih enak , lebih praktis,
mempermudah, memperlancar, mendorong, mengembangkan, memdidik, memecahkan
masalah, mengurangi hambatan, mengatasi kesulitan, mendatangkan hasil lebih
baik/ banyak.
(3)
Dapat
dimengerti (understandable): hasil
yang sama dapat dimengerti dan dapat dibuat di lain waktu. (David Cambell)
Dari beberapa uraian definisi di atas dapat dikemukakan
bahwa kreativitas pada intinya merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan
sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk
cirri-ciri aptitude maupun non aptitude, baik dalam karya baru
maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, yang semuanya itu relatif
berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.
Pengertian kreativitas
menunjukkan ada tiga tekanan kemampuan yaitu yang berkaitan dengan kemampuan untuk mengkombinasikan,
memecahkan/ menjawab masalah, dan cerminan kemampuan operasional anak kreatif
(Utami Munandar: 1992)
B. Kreativitas sebagai Multi Kecerdasan
Proses
pemikiran untuk menyelesaikan masalah
secara efektif melibatkan otak kiri atau otak kanan . Pemecahan masalah adalah kombinasi dari
pemikiran logis dan kreatif. Secara
umum, otak kiri memainkan peranan dalam pemrosesan logika, kata-kata,
matematika, dan urutan – yang disebut pembelajaran akademis. Otak kanan
berurusan dengan irama, rima, musik, gambar, dan imajinasi—yang disebut dengan
aktivitas kreatif.
Bagan Proses
Pimikiran Otak
Otak Kiri
|
Otak Kanan
|
|
|
Keterangan:
Berpikir Vertikal.
Suatu proses bergerak selangkah demi selangkah
menuju tujuan Anda, seolah-olah Anda sedang menaiki tangga.
Berpikir Lateral. Melihat
permasalahan Anda dari beberapa sudut baru, seolah-olah melompat dari satu tangga
ke tangga lainnya.
Berpikir Kritis. Berlatih atau memasukkan penilaian atau evaluasi yang cermat,
seperti menilai kelayakan suatu gagasan atau produk.
Berpikir Analitis.
Suatu proses memecahkan masalah atau gagasan Anda
menjadi bagian-bagian. Menguji setiap
bagian untuk melihat bagaimana bagian tersebut saling cocok satu sama lain, dan
mengeksplorasi bagaimana bagian-bagian ini dapat dikombinasikan kembali dengan
cara-cara baru.
Berpikir
Strategis. Mengembangkan strategi khusus untuk perencanaan
dan arah operasi-operasi skala besar dengan melihat proyek itu dari semua sudut
yang mungkin.
Berpikir tentang
Hasil. Meninjau tugas dari perspektif solusi yang
dikehendaki.
Berpikir Kreatif.
Berpikir kreatif adalah pemecahan masalah dengan
menggunakan kombinasi dari semua proses.
C. Delapan Kecerdasan
Gardner
Gardner dengan
“Teori Multi Kecerdasan” mengatakan
bahwa , “ IQ tidak boleh dianggap sebagai gambaran mutlak, suatu entitas
tunggal yang tetap yang bisa diukur dengan tes menggunakan pensil dan
kertas. Ungkapan yang tepat adalah
bukan seberapa cerdas Anda, tetapi bagaimana Anda menjadi cerdas”. (2002: 58)
Setiap orang
memiliki beberapa tipe kecerdasan. Gardner mendifinisikan kecerdasan adalah kemampuan untuk memecahkan
masalah atau menciptakan suatu produk yang bernilai dalam satu latar belakang
budaya atau lebih. Dengan kata lain
kecerdasan dapat bervariasi menurut konteknya. Dalam bukunya Frames of Mind Gardner menawarkan delapan jenis kecerdasan manusia, sebagai berikut:
KinestikTubuh
Linguistik
|
Naturalis
|
Intrapersonalasial
Interpersonal Musikal
Kecerdasan Linguistik (Bahasa). Kemampuan membaca, menulis,dan berkomunikasi
dengan kata-kata atau bahasa. Contoh orang yang memiliki kecerdasan linguistic
adalah penuulis, jurnalis, penyair, orator, dan pelawak.
Kecerdasan Logis-Matematis. Kemanpuan
berpikir (bernalar) dan menghitung, berpikir logis dan sistematis. Ini adalah jenis keterampilan yang sangat
dikembangkan pada diri insinyur, ilmuwan, ekomon, akuntan, detektif, dan para
anggota profesi hukum.
Kecerdasan Visual-Spasial. Kemampuan berpikir menggunakan gambar,
memvisualisasikan hasil masa depan.
Membayangkan berbagai hal pada mata pikiran Anda. Orang yang memiliki jenis kecerdasan ini
antara lain para arsitek, seniman, pemahat, pelaut , fotografer, dan perencara
strategis.
Kecerdasan Musikal. Kemampuan menggubah atau mencipta musik,
dapat menyanyi dengan baik, dapat memahami atau memainkan musik, serta menjaga
ritme. Ini adalah bakat yang dimiliki
oleh para musisi, composer, perekayasa rekaman
Kecerdasan Kinestik-Tubuh. Kemampuan menggunakan tubuh Anda secara
terampil untuk memecahkan masalah, menciptakan produk atau mengemukakan gagasan
dan emosi. Kemampuan ini dimiliki oleh para atlet, seniman tari atau akting
atau dalam bidang banguan atau konstruksi.
Kecerdasan Interpersonal (social). Kemampuan bekerja secara efektif dengan
orang lain, berhubungan dengan orang lain dan memperlihatkan empati dan pengertian,
memeperhatikan motivasi dan tujuan mereka. Kecerdasan jenis ini biasanya dimiliki oleh para guru yang baik,
fasilitator, penyembuh, polisi, pemuka agama, dan waralaba.
Kecerdasan Intrapersonal. Kemampuan menganalis-diri dan
merenungkan-diri, mampu merenung dalam kesunyian dan menilai prestasi
seseorang, meninjau perilaku seseorang dan perasaan-perasaan terdalamnya,
membuat rencana dan menyusun tujuan yang hendak dicapai, mengenal benar diri
sendiri. Kecerdasan ini biasanya
dimiliki oleh para filosof, penyuluh , pembimbing, dan banyak penampil puncak
dalam setiap bidang.
Pada tahun 1996, Gardner
memutuskan untuk menambahkan satu jenis kecerdasan kedelapan (yaitu kecerdasan
naturalis), dan kendatipun banyak pendapat yang menentang, ada godaan untuk
menambahkan yang kesembilan, yaitu kecerdasan spiritual.
Kecerdasan Naturalis. Kemampuan mengenal flora dan fauna, melakukan
pemilahan-pemilahan runtut dalam dunia kealaman, dan menggunakan kemampuan ini
secara produktif- misalnya berburu, bertani, atau melakukan penelitian biologi.
Kecerdasan hanyalah
sehimpunan kemampuan dan keterampilan. Manusia dapat mengembangkan dan
meningkatkan kecerdasan dengan belajar menggunakan kemampuannya secara penuh.
Delapan kecerdasan
yang dimiliki oleh manusia ini mengungkapkan kepada kita bahwa ada “banyak
jendela menuju satu ruangan yang sama” di mana subjek-subjek pelajaran dapat
didekati dari berbagai prespektif. Dan
ketika orang mampu menggunakan
bentuk-bentuk kecerdasan mereka yang paling kuat, mereka akan menemukan bahwa
belajar itu mudah dan menyenangkan.
D. Proses Kreatif
Kreativitas dalam perkembangannya sangat sangat terkait
dengan empat aspek, yaitu:
1. Aspek Pribadi
Ditinjau dari
aspek pribadi, kreativitas muncul dari interaksi pribadi yang unik dengan
lingkungannya.
2. Aspek Pendorong
Ditinjau dari aspek
pendorong kreativitas dalam perwujudannya memerlukan dorongan internal maupun
eksternal dari lingkungan.
3. Aspek Proses
Ditinjau sebagai
proses, menurut Torrance (1988) kreativitas adalah proses merasakan dan
mengamati adanya masalah, membuat dugaan tentang kekurangan (masalah) ini,
menilai, dan menguji dugaan atau hipotesis, kemudian mengubah dan mengujinya
lagi, dan akhirnya menyaipaikan hasil-hasilnya.
4. Aspek Produk
Definisi produk
kreativitas menekankan bahwa apa yang dihasilkan dari proses kreativitas adalah
sesuatu yang baru, orisinil, dan bermakna.
Kreativitas tidak
timbul serta-merta, tetapi melalui proses. Proses kreatif menurut Bobbi De Porter & Mike Hernacki
(2001:301) dalam bukunya Quantum Learning
mengalir melalui lima tahap,
hatap-tahap tersebut sebagai berikut :
1. Persiapan Mendifinisikan masalah,
tujuan, atau tantangan.
2.
Inkubasi Mencerna fakta-fakta dan mengolahnya dalam
pikiran.
3.
Iluminasi Mendesak ke permukaan, gagasan-gagasan bermunculan.
4.
Verifikasi Memastikam apakah solusi itu benar-benar memecahkan masalah.
5.
Aplikasi Mengambil langkah-langkah untuk
menindaklanjuti solusi tersebut
Proses Kreatif menurut David Cambell urutannya
sebagai berikut
1. Persiapan (preparation) : meletakan dasar, mempelajari latar belakang masalah, seluk beluk dan problematikanya. Meskipun
tidak semua ahli kreatif, namun kebanyakan pencipta adalah ahli. Terobosan gemilang dalam suatu bidang hampir
selalu dihasilkan oleh orang-orang yang sudah lama berkecimpung dan lama
berpikir dalam bidang itu. Persiapan
untuk kreativitas itu kebanyakan
dilakukan atas dasar “minat”. Kesuksesan orang-orang besar tercapai dan
bertahan, bukan oleh loncatan yang tiba-tiba, tetapi dengan usaha keras.
2. Konsentrasi (concentration): sepenuhnya memikirkan, masuk luluh, terserap dalam perkara yang
dihadapi. Orang-orang kreatif biasanya serius, perhatiannya tercurah dan
pikirannya terpusat pada hal yang mereka kerjakan. Tahap konsentrasi merupakan waktu pemusatan,
waktu menimbang-nimbang, waktu menguji, waktu awal untuk mencoba dan mengalami
gagal, trial dan error .
3. Inkubasi (incubation) : mengambil waktu untuk
meninggalkan perkara, istirahat, waktu santai. Sebuah busur tak dapat direntang
terus-menerus untuk jangka panjang tanpa bahaya patah. Maka kita perlu melarika
diri dari perkara yang sedang kita selesaikan, masalah yang hendak kita
pecahkan. Inkubasi merupakan saat di
mana sedikit demi sedikit kita bebaskan dari kerutinan berpikir, kebiasaan
bekerja, kelaziman pemakai cara.
4. Iluminasi : mendapatkan ide gagasan, pemecahan,
penyelesaian, cara kerja, jawaban baru Bagian paling nikmat dalam penciptaan,
tahap AHA! Ketika segalanya jelas, hubungan kaitan perkara gambling, dan
penerangan untuk pemecahan masalah, jawaban baru tiba-tiba tampak laksana
kilat. Reaksi keberhasilan itu biasanya
tidak hanya teras di batin, tetapi juga diungkapkan keluar secara fisik.
5. Verifikasi/
Produksi : memastikan apakah solusi itu benar-benar memecahkan masalah. Tahap AHA!, betapa pun memuaskan,
barulah merupakan akhir dari suatu awal.
Masih ada pekerjaan berat yang harus dikerjakan. Kalau sudah menemukan ide, gagasan,
pemecahan, penyelesaian, cara kerja baru, kita harus turun tangan
mewujudkannya. Kecakapan kerja merupakan
bagian penting dalam karya kreatif. Betapapun banyak ide, gagasan, ilham,
impian bagus-bagus yang ditemukan, jika tidak dapat diwujudkan, semuanya akan
lenyap bagai embun diterjang sinar matahari..
Maka orang kreatif harus memiliki kecakapan kerja baik secara pribadi maupun
kelompok.
Salah satu teori
tradisional yang sampai sekarang banyak dikutip ialah teori Wallas yang
dikemukakan tahun 1926 dalam bukunya The art of Thought (Piirto,1992), yang
mengatakan bahwa proses kreatif meliputi empat tahap yaitu:
(1) persiapan, (2) inkubasi,
(3) iluminasi, (4) verifikasi.
Pada tahap pertama, seseorang mempersiapkan diri untuk
memecahkan masalah dengan belajar berpikir, mencari jawaban, bertanya kepada
orang, dan sebagainya. Pada tahap kedua, kegiatan mencari dan
menghimpun data/ informasi tidak dilanjutkan.
Tahap inkubasi ialah tahap di mana individu
seakan-akan melepaskan diri sementara dari masalah tersebut, dalam arti bahwa
ia tidak memikirkan masalahnya secara sadar, tetapi “mengeramnya” dalam alam
pra sadar. Tahap iluminasi ialah tahap
timbulnya “insght” atau”aha Erlebnis”, saat timbulnya inspirasi atau
gagasan baru, beserta proses-proses psikologis yang mengawali dan mengikuti
munculnya inspirasi atau gagasan baru.
Tahap verifikasi atau tahap evaluasi ialah tahap dimana ide atau kreasi
baru tersebut harus diuji terhadap realitas.
Di sini diperlukan pemikiran kritis dan konvergen. Dengan perkataan lain, proses divergen
(pemikiran kreatif) harus diikuti oleh proses konvergensi (pemikiran kritis).
E. Ciri-ciri Kreativitas
Setelah kita
mengetahui tahap-tahap bagaimana kreativitas tercipta, berikutnya kami akan
uraikan bagaimana ciri-ciri orang yang kreatif itu. Menurut David Cambell ciri-ciri
kreativitas ada tiga kategori:
1.
Ciri-ciri pokok: kunci
untuk melahirkan ide, gagasan, ilham, pemecahan, cara baru, penemuan.
2.
Ciri-ciri yang memungkinkan: yang membuat mampu mempertahankan ide-ide kreatif, sekali sudah
ditemuka tetap hidup.
3.
Ciri-ciri sampingan: tidak
langsung berhubungan dengan penciptaan
atau menjaga agar ide-ide yang sudah ditemukan tetap hidup, tetapi kerap mempegaruhi perilaku orang-orang
kreatif.
Ciri-ciri Kreativitas
Ciri-ciri Pokok
|
Ciri-ciriyang
Memungkinkan
|
Ciri-ciri Sampingan
|
1.Brpikir dari segala arah( convergent
thingking)
2.Berpikir ke segala arah (divergent thingking)
3.Fleksibilitas koseptual (kemampuan secara
spontan mengganti cara memandang,pendekatan, kerja yang tak jalan.
4.Orisinalitas (kemampuan menelorkan ide yang
asli bahkan mengejutkan)
5.Lebih menyukai kompleksitas daripada
simplisitas
6.Latar belakang hidup yang merangsang (hidup
dalam lingkungan yang dapat menjadi contoh)
7.Kecakapan dalam banyak hal (multiple skills)
|
1.
Kemampuan
untuk bekerja keras.
2.
Berpikir
mandiri
3.
Pantang
menyerah
4.
Mampu
berkomunikasi dengan baik
5.
Lebih
tertarik pada konsep daripada detail (segi-segi kecil)
6.
Keinginan
tahu intelektual.
7.
Kaya
humor dan fantasi
8.
Tidak
segera menolak ide atau gagasan baru
9.
Arah
hidup yang mantap
|
1.
Tidak
mengambil pusing apa yang dipikirkan orang lain.
2.
kekacauan
psikologis
|
Reni Akbar Hawadi dalam bukunya Keberbakatan Intelektual menyebutkan ciri-ciri kreativitas sebagai
berikut:
1.
Memiliki
rasa ingin tahu yang mendalam
2.
Sering
mengajukan pertanyaan yang berbobot
3.
Memberikan
banyak gagasan, usul-usul terhadap suatu masalah
4.
Mampu
menyatakan pendapat secara spontan dan tidak malu-malu
5.
Mempunyai/
menghargai rasa keindahan
6.
Menonjol
dalam satu atau lebih bidang studi
7.
Dapat
mencari pemecahan masalah dari berbagai segi
8.
Mempunyai
rasa humor
9.
Mempunyai
daya imajinasi (misalnya memikirkan hal-hal yang baru dan tidak biasa)
10.
Mampu
mengajukan pemikiran, gagasan pemecahan masalah yang berbeda dengan orang lain
(orisinil)
11.
Kelancaran
dalam menghasilkan bermacam-macam gagasan
12.
mampu
menghadapi masalah dari berbagai sudut pandangan
F. Kiat-kiat menjadi Kreatif
Kreativitas bisa dilakukan oleh siapa saja yang mau. Menurut Colin Rose & Malcolm J. Nichol
(2002: 275) dalam bukunya Accelerated Learning, “ Menjadi kreatif
tidak hanya berpangku tangan menunggu kilatan ilham. Kreativitas menuntut banyak usaha keras dan
mensyaratkan persiapan matang.” Terlebih
sekarang banyak sekali orang yang menulis cara-cara untuk menjadi kreatif, baik
dalam bentuk literature, permainnan,
peta pemikiran, dll. Oleh karena itu,
pengembangan kreativitas dilakukan sejak usia dini, tinjauan dan
penelitian-penelitian tentang proses kreativitas, kondisi-kondisinya serta
cara-cara yang dapat memupuk, merangsang, dan mengembangkannya menjadi sangat
penting. Beberapa alasan mengapa
kreativitas perlu dipupuk sejak dini:
a.
Dengan
berkreasi orang dapat mewujudkan (mengkatualisasikan) dirinya, dan perwujudan/
aktualitas diri merupakan kebutuhan pokok pada tingkat tertinggi dalam hidup
manusia (Maslow,1967). Kreativitas
merupakan manifestasi dari individu yang berfungsi sepenuhnya.
b.
Kreativitas
atau berpikir kreatif sebagai kemampuan untuk melihat bermacam-macam
kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah merupakan bentuk pemikiran yang
sampai saat ini kurang mendapat perhatian dalam pendidikan (Guilford,1967)
c.
Bersibuk
diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat (bagi diri pribadi dan bagi
lingkungan) tetapi juga memberikan kepuasan kepada individu.
d.
Kreativitas
memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya.
Kiat-kiat untuk
Memperoleh Teknik-teknik Kreativitas menurut Bobbi De Porter & Mike Hernacki (2001: 321) dalam bukunya Quantum Learning adalah sebagai berikut:
Ingatlah
sukses-sukses Anda di masa lalu. Jika Anda pernah berhasil
(dan setiap manusia pasti pernah mengalami suatu waktu dalam hidupnya), Anda
tahu tahu bahwa akan mampu melakukannya lagi. berhasil melakukan sesuatu dalam
hidupnya
Yakinlah ini
dapat menjadi hari terobosan. Jalani hari Anda dengan keyakinan bahwa sesuatu dapat terjadi untuk
mengubah segalanya. Dengan cara itu,
jika sesuatu benar-benar muncul, maka Anda akan siap menerimanya.
Latihlah
kreativitas Anda dengan permainan mental.
Otak Anda, seperti bagian tubuh lain Anda,
berfungsi lebih lancar jika selalu dijaga dalam keadaan prima. Inilah beberapa saran untuk melakukannya:
·
Pikirkanlah
penggunaan kembali barang-barang lama!
·
Lihatlah
kejadian sehari-hari, dan susunan uraian kisah tentang peristiwa-peristiwa yang
memunculkannya!
·
Isilah
teka-teki silang dan permainan-permainan kata lainnya!
·
Temukan
peribahasa-peribahasa yang dapat Anda gunakan untuk menjelaskan sesuatu kepada
seseorang!
·
Pikirkanlah
berbagai cara untuk mengatakan hal yang sama!
·
Tontonlah
acara televise dengan mematikan suaranya, dan cobalah memperkirakan apa yang
dikatakan orang dalam acara itu!
Anda juga dapat mencoba salah satu dari banyak permainan mental yang
ada di toko-toko buku.
Ingat bahwa
kegagalan membawa keberhasilan. Banyak ilmuwan termasyur dunia bergelut dalam solusi=solusi gagal
yang tak terhitung jumlahnya sebelum menemukan satu yang berhasil. Beranilah untuk mengam,bil risiko salah agar
mencapai keberhasilan.
Raihlah impian
dan fantasi Anda. Sering kali mimpi dan fantasi merupakan hasil dari pikiran bawah
sadar Anda yang bekerja untuk mendapatkan solusi suatu masalah. Berikan nilai untuk hal-hal tersebut,
walaupun semua itu tampak tidak berhubungan karena gagasan-gagasan aneh dapat
memunculkan solusi inovatif dan revolusioner.
Biarkan
kesenangan memasuki kehidupan Anda. Bermainlah! Ini membuat sifat
anak-anak dalam diri Anda muncul dan memberikan wawasan segar. Anda pun akan menjadi lebih kreatif jika
kehidupan Anda seimbang antara bekerja dan bermain.
Kumpulkan
pengetahuan dari tempat lain. Ketika bekerja dengan situasi yang menantang, lihatlah tempat-tempat
lain dalam kehidupan Anda dan cobalah untuk melihat kesamaan-kesamaannya. Mungkin sesuatu yang berhasil untuk suatu
jenis masalah dapat digunakan untuk masalah yang sedang Anda hadapi saat ini.
Pandanglah
situasi dari semua sisi. Bayangkan diri Anda secara fisik berada di bawah sedang menatap ke
atas, dari atas melihat ke bawah, dari belakang melihat ke depan, dari dalam
melihat ke luar, dan dari sudut pandang semua pihak yang terlibat. Hal ini membuat Anda mampu melihat situasi
tersebut dari jendela-jendela baru dan dapat memberikan wawasan yang Anda
butuhkan untuk pemecahan masalah secara kreatif.
Bersihkan pikiran
Anda dari asumsi-asumsi. Asumsi dapat menyembunyikan solusi.
Pikiran yang dibiarkan mengikuti aliran alamiahnya dapat menciptakan
hal-hal baru yang menakjubkan
Ubahlah posisi
Anda sesering mungkin. Jika anda duduk di belakang meja Anda, pergilah ke luar dan
berbaringlah di atas rumput. Atau, jika
Anda berada dalam ruang konferensi di kantor, bertukartempatlah dengan orang
lain atau berdirilah. Mungubah posisi
Anda berarti mengubah pandangan Anda terhadap berbagai hal, dan perubahan
posisi mungkin akan menghasilkan perubahan sikap mental.
BAB III KESIMPULAN
Dari pembahasan makalah ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
- Kreativitas manusia melahirkan pencipta besar yang mewarnai sejarah kehidupan umat manusia dengan karya-karya spektakulernya.
- Kreativitas dahulu dianggap sebagai ”anugrah yang ajaib”, yang hanya dimiliki oleh segelintir orang. Sekarang kita tahu bahwa kecerdasan merupakan anugrah ajaib yang dimiliki semua orang. Menguraikan kekuatan kecerdasan kreatif hanyalah masalah memahami bagaimana melakukannya
- Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk cirri-ciri aptitude maupun non aptitude, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, yang semuanya itu relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.
- Kreativitas bisa dimiliki semua orang dengan membangun potensi kreatif dalam dirinya .
DAFTAR PUSTAKA
Agustian, Ary Ginanjar. 2004. Rahasia Sukses Membangkitkan ESQ Power. Jakarta: Arga.
Buzan, Tony. 2003.Head First. Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
Campbell, David.1986. Mengembangkan
Kreativitas. Yogyakarta: Kanisius.
Craft, Anna. 2000. Membangun
Kreativitas Anak. Depok: Inisiasi Press.
Dryden, Gordon dan Jeannette Vos.
2000. Revolusi Cara Belajar. Bandung
Kaifa.
Hawadi, Reni Akbar, R. Sihadi Darmo Wihandjo, dan
Mardi Wiyono. 2001. Keberbakatan
Intelektual. Jakarta: Grasindo
--------. 2001. Kreativitas. Jakarta: Grasindo.
Munandar, Utami. 2002. Pengembangan
Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka Cipta.
Porter, Bobbi De dan Mike Hernacki.
2001. Quantum Learning. Bandung:
Kaifa.
Rose, Colin dan Malcolm J. Nicholl.
2002. Accelerated Learning. Bandung:
Nuansa.
Tim Redaksi.1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Balai Pustaka
No comments:
Post a Comment