BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Kegiatan
pembelajaran tidak akan terlepas dari berbagai variabel pokok yang saling
berkaitan seperti kurikulum, guru, pembelajaran, dan peserta didik. Semua
komponen tersebut bertujuan untuk kepentingan peserta didik. Berdasarkan hal
tersebut pula, pendidik dituntut untuk mampu menggunakan berbagai model
pembelajaran agar peserta didik mampu melakukan kegiatan belajar secara
maksimal. Hal ini dikarenakan bahwa peserta didik bukan hanya sebagai objek,
tetapi juga merupakan subjek dalam proses pembelajaran. Peserta didik harus
disiapkan sejak dini untuk mampu bersosialisasi dengan lingkungannya. Berbagai
jenis model pembelajaran dapat digunakan oleh pendidik. Oleh karena itu
juga, pengembangan metode pembelajaran bagi siswa harus terus dilakukan. Selain
bertujuan agar siswa dapat lebih cepat memahami dan mengingat mata pelajaran
yang diberikan oleh gurunya, metode pembelajaran juga terus dikembangakan agar
siswa lebih tertarik dengan mata pelajaran tersebut.
Dalam kenyataan sehari – hari sering kita jumpai sejumlah guru yang
menggunakan metode tertentu yang kurang atau pun tidak cocok dengan isi dan
tujuan pembelajaran. Akibatnya, hasilnya tidak memadai bahkan mungkin merugikan
semua pihak terutama pihak siswa, walaupun terkadang kebanyakan mereka tidak
menyadari hal itu. Guru seharusnya menentukan pendekatan dan metode yang akan
digunakan sebelum melakukan proses belajar mengajar agar proses belajar
mengajar berjalan dengan lancar dan dapat mencapai tujuan pembelajaran.
Pemilihan suatu pendekatan dan metode tersebut harus disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran dan sifat materi yang akan menjadi objek pembelajaran.
Pembelajaran dengan menggunakan banyak metode akan menunjang pencapaian tujuan
pembelajaran yang lebih bermakna.
B.
Rumusan
Masalah
Dari
latar belakang di atas, maka dapat diambil beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa
metode pembelajaran PAI itu?
2. Faktor-faktor
apa sajakah yang mempengaruhi dalam pemilihan dan penentuan metode?
3. Apa
sajakah macam-macam metode dalam PAI yang mungkin dapat digunakan oleh guru
dalam pembelajaran?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Metode
Pembelajaran PAI
Menurut
Ahmadi (1997: 52) dikutip oleh Yatik Hidayanti, metode pembelajaran adalah
suatu pengetahuan tentang cara-caramengajar yang dipergunakan oleh guru atau instruktur.
Pengertian lain mengatakan bahwa metode pembelajaran merupakan teknik
penyajian yang dikuasai oleh guruuntuk mengajar atau menyajikan bahan pelajaran
kepada siswa di dalam kelas, baik secara individual ataupun secara
kelompok agar pelajaran itu dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh siswa
dengan baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran adalah
strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru sebagai media untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Hal ini mendorong
seorang guru untuk mencar imetode yang tepat dalam penyampaian materinya agar
dapat diserap dengan baik oleh siswa.
Dalam menggunakan metode mengajar,
guru yang tidak mengenal metode mengajar jangan diharap bisa melaksanakan
proses belajar mengajar sebaik-baiknya. Hal yang terpenting dalam metode ialah
bahwa setiap metode pembelajaran yang digunakan bertalian dengan tujuan belajar
yang ingin dicapai. Tujuan mendidik adalah agar individu mampu memecahkan
masalah-masalah dalam belajarnya, memerlukan metode yang lain, bila tujuannya
mengumpulkan informasi. Bagaimana kualitas hasil belajar peserta didik nantinya
akan sangat tergantung pada salah satu faktor, yaitu guru. Oleh karena itu,
untuk mendorong keberhasilan dalam pembelajaran, guru dalam proses belajar-mengajar
sebisa mungkin guru mengerti dan paham akan fungsi serta langkah-langkah dalam
metode mengajar. Dengan demikian tujuan dan cita-cita dari proses pembelajaran
akan tercapai.
B.
Pemilihan
dan Penentuan Metode
Dalam
proses belajar mengajar guru harus selalu mencari cara-cara baru untuk menyesuaikan
pengajarannya dengan situasi yang dihadapi. Metode-metode yang digunakan pun
haruslah bervariasi untuk menghindari kejenuhan pada siswa. Namun metode
yang bervariasi ini tidak akan menguntungkan bila tidak sesuaidengan
situasinya. Baik tidaknya suatu metode pembelajaran dipengaruhi
oleh berbagai faktor. Winarno Surakhmad dalam Djamarah mengatakan bahwa
pemilihan dan penentuan metode dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain:
1. Anak didik
Di
ruang kelas guru akan berhadapan dengan sejumlah anak dengan
latar belakang kehidupan yang berlainan. Status sosial mereka juga
bermacam-macam. Demikian juga dengan jenis kelamin serta postur tubuh. Pendek
kata dari aspek fisik selalu ada perbedaan dan persamaan pada setiap anak
didik. Sedangkan dari segi intelektual pun sama ada perbedaan yang ditunjukkan
dari cepat dan lambatnya tanggapan anak didik
terhadap rangsangan yang diberikan dalam kegiatan belajar mengajar. Aspek
psikologis juga ada perbedaan yaitu adanya anak didik yang pendiam,
terbuka, dan lain-lain. Perbedaan dari aspek yang disebutkan di
atasmempengaruhi pemilihan dan penentuan metode yang mana sebaiknya guru
ambiluntuk menciptakan lingkungan belajar yang kreatif dalam waktu yang relatif
lamademi tercapainya tujuan pengajaran yang telah dirumuskan secara
operasional.
2. Tujuan yang akan dicapai
Tujuan
adalah sasaran yang dituju dari setiap kegiatan belajar mengajar. Halini dapat
mempengaruhi penyeleksian metode yang harus digunakan. Metode yangdipilih guru harus
sesuai dengan taraf kemampuan yang hendak diisi ke dalam diri setiap anak
didik. Jadi metode harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran.
3. Situasi belajar mengajar
Situasi
belajar mengajar yang diciptakan guru tidak selamanya sama. Makaguru harus memilih
metode mengajar yang sesuai dengan situasi yang diciptakan. Diwaktu lain,
sesuai dengan sifat bahan dan kemampuan yang ingin dicapai oleh tujuanmaka guru
menciptakan lingkungan belajar secara berkelompok. Jadi situasi yangdiciptakan
mempengaruhi pemilihan dan penentuan metode mengajar.
4. Fasilitas belajar mengajar
Fasilitas
merupakan hal yang mempengaruhi pemilihan dan penentuanmetode mengajar.
Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar anak disekolah. Lengkap
tidaknya fasilitas belajar akan mempengaruhi pemilihan metode mengajar.
C.
Macam-Macam
Metode dalam PAI
Dalam
menggunakan model mengajar sudah barang tentu guru yang tidak mengenal metode
mengajar jangan diharap bisa melaksanakan proses belajar mengajar
sebaik-baiknya. Hal yang penting dalam metode, ialah bahwa setiap metode
pembelajaran yang digunakan bertalian dengan tujuan belajar yang ingin dicapai.
Proses belajar mengajar yang baik, hendaknya mempergunakan berbagai jenis
metode mengajar secara bergantian atau saling bahu-mambahu satu sama lain.
Masing-masing metode ada kelemahan serta keuntungannya. Tugas guru ialah
memilih berbagai metode yang tepat untuk menciptakan prosese belajar mengajar. Ditinjau
dari segi penerapannya, metode-metode mengajar ada yanf tepat untuk siswa dalam
jumlah besar dan ada yang tepat untuk siswa dalam jumlah kecil. Ada juga yang
tepat digunakan didalam kelas atau di luar kelas. Ada sejumlah metode-metode
mengajar yang mungkin dapat dilakukan oleh guru antara lain sebagai berikut:
1. Metode ceramah
Ceramah
adalah sebuah bentuk interaksi melalui penerangan dan penuturan lisan dari guru
kepada peserta didik. Dalam pelaksanaan ceramah untuk menjelaskan uraiannya,
guru dapat menggunakan alat-alat bantu seperti gambar, dan audio visual lainnya.
Ada dua hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan metode ini, yakni:
a.
Menetapkan
apakah metode ceramah wajar digunakan dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut:
1) Tujuan
yang hendak dicapai.
2) Bahan
yang akan diajarkan termasuk buku sumbernya yang tersedia.
3) Alat,
fasilitas, dan waktu yang tersedia.
4) Jumlah
murid beserta taraf kemempuannya.
5) Kemampuan
guru dalam penguasaan materi dan kemampuan berbicara.
6) Pemilihan
metode mengajar lainnya sebagai metode bantu.
7) Situasi
pada waktu itu.
b.
Langkah-langkah
menggunakan metode ceramah. Pada umumnya tiga langkah pokok yang harus
diperhatikan, yakni: persiapan / perencanaan, pelaksanaan, dan kesimpulan.
Perlu
diperhatikan, bahwa metode ceramah akan berhasil baik bila didukung/ dibantu
oleh metode-metode yang lainnya, misalnya: tanya jawab, tugas, latihan dan
lain-lain. Metode ceramah ini wajar digunakan apabila:
1) Ingin
mengajarkan topik baru.
2) Tidak
ada sumber bahan pelajaran pada sisiwa.
3) Menghadapi
sejumlah siswa yang cukup banyak.
2. Metode tanya
jawab
Metode
tanya jawab adalah metode mengajar yang memungkinkan terjadinya komunikasi
langsung yang bersifat two way traffic sebab
pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya dan
siswa menjawab, atau sebaliknya siswa bertanya dan guru menjawab. Dalam
komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara langsung antara
guru dengan siswa.
Beberapa
hal yang perlu diperhtaikan dalam metode tanya jawab ini, antara lain:
a.
Tujuan yang akan
dicapai dari metode tanya jawab.
b.
Jenis pertanyaan.
Pada dasarnya ada dua pertanyaan yang perlu diajukan, yakni pertanyaan ingatan
dan pertanyaan pikiran.
c.
Teknik
mengajukan pertanyaan. Berhasil tidaknya metode tanya jawab, sangat bergantung
kepada teknik guru dalam mengajukan pertanyaannya.
Metode tanya jawab
biasanya dipergunakan apabila:
a.
Bermaksud
mengulang bahan pelajaran.
b.
Ingin
membangkitkan siswa belajar.
c.
Sebagai selingan
metode ceramah.
3. Metode diskusi
diskusi pada dasarnya ialah
tukar menukar informasi, pendapat, dan unsur-unsur pengalaman secara teratur
dengan maksud untuk mendapatkan pengertian bersama yang jelas dan lebih teliti
tentang sesuatu, atau untuk mempersiapkan dan merampungkan keputusan bersama.
Oleh karena itu, diskusi bukan debat karena debat adalah perang mulut; orang
yang beradu argumentasi, beradu paham, dan kemampuan persuasi untuk memenangkan
pahamnya sendiri. Dalam diskusi, tiap orang diharapkan memberikan sumbangan
sehingga seluruh kelompok kembali dengan paham yang dibina bersama.
Manfaat
diskusi antara lain adalah sebagai berikut:
a.
Peserta didik
memperoleh kesempatan untuk berpikir.
b.
Peserta didik
mendapat pelatihan mengeluarkan pendapat, sikap, dan aspirasinya secara bebas.
c.
Peserta didik
belajar bersikap toleran terhadap teman-temannya.
d.
Diskusi dapat
menumbuhkan partisipasi aktif dikalangan peserta didik
e.
Diskusi dapat
mengembangkan sikap demokratof, dapat menghargai pendapat orang lain.
f.
Dengan diskusi,
pelajaran menjadi relevan dengan kebutuhan masyarakat. Diskusi selalu dipakai
dalam pergaulan sehari-hari, dan karenanya merupakan sebagian dari kehidupan
sehari-hari.
Di
samping manfaat menggunakan metode diskusi, tentu terdapat
kelemahan-kelemahannya. Adapun kelemahan-kelemahannya itu antara lain adalah
sebagai berikut:
a. Diskusi
terlampau menyerap waktu. Kadang-kadang diskusi larut dengan keasyikannya dan
dapat menggangu pelajaran lain.
b. Pada
umumnya peserta didik tidak berlatih untuk melakukan diskusi dan menggunakan
waktu diskusi dengan baik, maka kecenderungannya mereka tidak sanggup diskusi.
c. Kadang-kadang
guru tidak memahami cara-cara melaksanakan diskusi, maka kecenderungannya
diskusi menjadi tanya jawab.
Kelemahan
ini menunjukan bersumber dari guru yang kurang menguasai penggunaan dan manfaat
metode diskusi dalam membahas materi pelajaran. Kelemahan juga datang dari
peserta didik yaitu kurang mampu melaksanakan diskusi dengan baik, karena
terjebak dengan tanya jawab atau debat kusir, sehingga makna sebagai suatu
teknik untuk memahami materi pelajaran tidak terpenuhi dengan baik.
4. Metode
demonstrasi
Metode
demonstrasi adalah pertunjukan tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau
benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui
dan dipahami oleh peserta didik secara nyata atau tiruannya. Metode demonstrasi
ini barang kali lebih sesuai untuk
mengajarkan bahan-bahan pelajaran yang merupakan suatu gerakan-gerakan, suatu
proses maupun hal-hal yang bersifat rutin. Dengan metode demonstrasi peserta
didik berkesempatan mengembangkan kemampuan mengamati segala benda yangsedang
terlibat dalam proses serta menagmbil kesimpulan-kesimpulanyang diharapkan.
Dalam demonstrasi diharapkan setiap langkah pembelajaran dari hal-hal yang
didemonstrasikan itu dapat dilihat dengan mudah oleh murid dan melalui prosedur
yang benar dan dapat pula dimengerti materi yang diajarkan.
5. Metode sosio
drama
Sosio
drama (role playing) adalah metode
mengajar yang dalam pelaksanaannya peserta didik mendapat tugas dari guru untuk
mendramatisasikan suatu situasi sosila yang mengandung suatu problem, agar
peserta didik dapat memecahkan sutu masalah yang muncul dari suatu situasi
sosial.
Metode
sosiodrama oleh Mansyur (1996: 104) mempunyai kebaikan-kebaikan antara lain:
a.
Murid melatih
dirinya untuk melatih, memahami, dan mengingat bahan yang akan didramakan.
b.
Murid akan
berlatih untuk berinisiatif dan berkreatif.
c.
Bakat yang
terpendam pada murid dapat dipupuk sehingga dimungkinkan akan muncul atau
timbul bibit seni dari sekolah.
d.
Kerja sama antar
pemainn dapat ditumbuhkan dan dibina sebaik-baiknya.
e.
Murid memperoleh
kebiasaan untuk menerima dan membagi tanggung jawab dengan sesamanya.
f.
Bahasa lisan
murid dapat dibina menjadi bahasa yang baik agar murid mudah dipahami oarang
lain.
Metode
sosio drama mempunyai kelemahan-kelemahan, antara lain:
a.
Sebagian besar
anak yang tidak ikut bermain drama mereka menjadi kurang aktif.
b.
Banyak memakan
waktu.
c.
Memerlukan
tempat yang cukup luas.
d.
Kelas sering
terganggu oleh suara pemain dan para penonton yang kadang-kadang bertepuk
tangan dan sebagainya.
6. Metode latihan
Metode
latihan (drill) atau metode training
merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan
tertentu. Juga sebagai sarana untuk memperoleh suaru ketangkasan, ketetapan,
kesempatan, dan ketrampilan. Metode latihan pada umumnya digunakan untuk
memperoleh suatu ketangkasan atau ketrampilan dari apa yang telah dipelajari.
Mengingat latihan ini kurang mengembangkan bakat atau inisiatif siswa untuk
berpikir, maka hendaknya latihan disiapkan untuk mengembangkan kemampuan
motorik yang sebelumnya dilakukan diagnosis agar kegiatan itu bermanfaat bagi
pengembangan motorik siswa.
7. Metode pemberian
tugas
Metode
pemberian tugas dan resistasi adalah cara penyajian bahan pelajaran dimana guru
memberikan tugas tertentu agar murid melakukan kegiatan belajar, kemudian harus
dipertanggungjawabkannya. Tigas dan resitasi merangsang anak untuk aktif
belajar baik secara individual maupun kelompokl.
Metode
pemberian tugas mempunyai beberapa kebaikan antara lain:
a. Pengetahuan
yang diperoleh murid dari hasil belajar, hasil percobaan atau hasil
penyelidikan yang banyak berhubungan dengan minat dan bakat.
b. Mereka
berkesempatan memupuk perkembangan dan keberanian mengambil inisiatif,
bertanggungjawab dan berdiri sendiri.
c. Tugas
dapat lebih menyakinkan tentang apa yang dipelajari dari guru, lebih
memperdalam, memperkaya atau memperluas wawasan tentang apa yang yang
dipelajari.
d. Tugas
dapat membina kebiasaan siswa untuk mencari dan mengola sendiri informasi dan
komunikasi.
e. Metode
inii dapat membuat siswa bergairah dalam belajar dilakukan dengan berbagai
variasi sehingga tidak membosankan.
Beberapa
kelemahan dari metode pemberian tugas ini dalam pembelajaran adalah :
a.
Seringkali siswa
melakukan penipuan diri di mana mereka hanya meniru hasil pekerjaan orang lain,
tanpa ,mengalami peristiwa belajar.
b.
Adakalanya tugas
itu dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan.
c.
Apabila tugas
terlalu diberikan atau hanya sekedar melepaskan tanggung jawab bagi guru,
apalagi bila tugas-tugas itu sukar dilaksanakan ketegangan mental mereka dapat
terpengaruhi; dan
d.
Karena kalau
tugas diberikan secara umum mungkin seseorang anak didik akan mengalami
kesulitan karena sukar selalu menyelesaikan tugas dengan adanya perbedaan
individu. Kelemahan ini lebih dititikberatkan pada siswa, tetapi ada juga
kelemahan guru.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Metode mengajar ialah cara yang
dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat
berlangsungnya pengajaran. Oleh karena itu, peranan metode mengajar sebagai
alat untuk menciptakan proses mengajar dan belajar. Dengan metode ini
diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan dengan kegiatan
mengajar guru. Dengan kata lain terciptalah interaksi edukatif. Dalam interaksi
ini guru berperan sebagai penggerak atau pembimbing, sedangkan siswa berperan
sebagai penerima atau yang dibimbing. Proses interaksi ini akan berjalan baik
kalau siswa banyak aktif dibandingkan dengan guru. Oleh karenanya metode
mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa.
Metode dalam belajar adalah cara
atau teknik penyajian bahan pembelajaran yang akan digunakan guru pada saat
menyajikan materi pembelajaran. Oleh sebab itu, guru perlu memahami berbagai
macam metode yangg digunakan, sehingga mempermudah guru dalam memilih metode
yang tepat dengan situasi dan kondisi siswa. Terdapat berbagai macam metode
yang dapat digunakan guru dalam kegiatan
pembelajaran seperti metode ceramah, tanya jawab, diskusi, sosio drama,
latihan, dan lain-lain.
B. Saran dan Kritik
Dari
pembuatan makalah ini, kami berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita
semua dan dapat menambah ilmu bagi penyusun khususnya dan pembaca pada umumnya.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kami mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca demi penyempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar,
Kasful dan Hendra Harmi. Perncanaan
Sistem Pembelajaran KTSP. Bandung: Alfabeta, 2011.
Sagala,
Syaiful. Konsep dan Makna Pembelajaran.
Cet Ke-8. Bandung: Alfabeta, 2010.
Sudjana,
Nana. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar.
Cet Ke-9. Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2009.
No comments:
Post a Comment